Jombang, Jawa Timur – Sebuah kebakaran hebat melanda sebuah gudang penyimpanan bahan spons di Desa Peterongan, Kabupaten Jombang, pada Senin pagi (13 Mei 2025). Api yang diduga berasal dari korsleting listrik itu dengan cepat menjalar ke seluruh bagian bangunan, menghanguskan material mudah terbakar dan menyebabkan kerugian yang ditaksir mencapai Rp500 juta.
Peristiwa bermula sekitar pukul 07.00 WIB saat beberapa warga mencium bau asap dan melihat kepulan hitam membumbung dari atap gudang. Dalam hitungan menit, api membesar dan melahap tumpukan spons serta perlengkapan produksi lainnya. Warga sekitar sempat berusaha melakukan pemadaman mandiri menggunakan alat seadanya, namun tak berhasil mengendalikan kobaran api yang sangat cepat membesar. Petugas pemadam kebakaran dari Dinas Pemadam Kebakaran Jombang tiba sekitar 30 menit kemudian dengan mengerahkan beberapa unit mobil pemadam. Proses pemadaman berlangsung dramatis dan memakan waktu hampir tiga jam mengingat bahan baku spons sangat mudah terbakar serta menghasilkan suhu tinggi dan asap tebal.
Bangunan gudang berukuran sekitar 400 meter persegi itu luluh lantak. Tumpukan spons, mesin potong, dan perlengkapan produksi furnitur lainnya ludes terbakar. Pemilik gudang memperkirakan kerugian mencapai setengah miliar rupiah, termasuk kerusakan pada struktur bangunan, mesin industri, serta hilangnya stok bahan baku yang siap didistribusikan ke berbagai wilayah. Meski tidak ada korban jiwa dalam insiden ini, beberapa pekerja sempat panik dan nyaris terjebak di dalam area produksi sebelum berhasil menyelamatkan diri. Warga sekitar juga harus dievakuasi sementara karena asap pekat menyelimuti permukiman di sekitar lokasi.
Kapolsek Peterongan, dalam pernyataannya, menyebutkan bahwa penyelidikan awal mengarah pada dugaan korsleting listrik sebagai pemicu awal api. Namun, tim forensik kebakaran masih melakukan olah TKP untuk memastikan sumber api dan memverifikasi kemungkinan adanya kelalaian teknis. Peristiwa ini menjadi peringatan keras bagi pelaku industri skala kecil hingga menengah untuk meninjau ulang sistem kelistrikan dan memperketat prosedur keselamatan kerja, terutama pada bangunan yang menyimpan bahan mudah terbakar.
Pemerintah setempat bersama Dinas Sosial dan BPBD telah turun tangan memberikan bantuan darurat bagi para pekerja yang terdampak, termasuk dukungan psikologis dan pengamanan area sekitar. Pemilik usaha menyatakan akan segera melakukan pemulihan usaha, namun mengaku membutuhkan waktu dan dukungan untuk kembali bangkit pasca insiden ini.
Peristiwa ini menyoroti pentingnya penerapan sistem keamanan kebakaran di area industri padat bahan mudah terbakar. Langkah-langkah preventif seperti alat deteksi dini, sistem pemadam otomatis, serta pelatihan evakuasi bagi pekerja diharapkan bisa mencegah kejadian serupa di masa mendatang.