Gunung Semeru Kembali Erupsi: Kolom Abu Capai 1.200 Meter, Warga Diminta Waspada

Lumajang, 28 Mei 2025 — Gunung Semeru, gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa yang terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya. Pagi ini, Rabu (28/5), Semeru mengalami erupsi signifikan yang memunculkan kolom abu setinggi sekitar 1.200 meter di atas puncak kawah, atau sekitar 4.876 meter di atas permukaan laut.

Berdasarkan laporan dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur, letusan terjadi sekitar pukul 06.12 WIB. Kolom abu berwarna kelabu pekat terlihat membumbung ke arah timur laut. Ini merupakan letusan ketiga dalam kurun waktu 6 jam terakhir—dua letusan sebelumnya terjadi masing-masing pada pukul 00.59 WIB dengan kolom abu setinggi 600 meter, dan pukul 02.37 WIB dengan kolom abu 500 meter.

“Aktivitas vulkanik Semeru pagi ini cukup intens. Arah sebaran abu condong ke timur laut dengan sebaran cukup tebal,” ujar petugas PPGA Semeru.

Hingga berita ini diturunkan, status Gunung Semeru masih berada pada Level II atau “Waspada”, sesuai dengan penetapan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Lembaga tersebut kembali mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah aktif Jonggring Saloka, karena potensi lontaran material pijar dan awan panas masih cukup tinggi.

Selain itu, masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran sungai yang berhulu di Gunung Semeru, seperti Sungai Besuk Kobokan, Besuk Bang, dan Besuk Sat, diingatkan agar waspada terhadap ancaman lahar dingin, khususnya jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi.

“Lahar dingin bisa terjadi kapan saja terutama saat musim hujan. Kami minta masyarakat tidak beraktivitas di bantaran sungai saat hujan turun di kawasan puncak,” kata perwakilan PVMBG.

Warga yang tinggal di sekitar lereng gunung juga disarankan menggunakan perlengkapan pelindung diri saat beraktivitas di luar rumah. Beberapa perlengkapan yang direkomendasikan antara lain:

  • Masker N95 atau masker kain berlapis untuk mengurangi risiko menghirup abu vulkanik.
  • Kacamata pelindung untuk menghindari iritasi mata.
  • Pakaian tertutup seperti lengan panjang dan penutup kepala agar abu tidak langsung mengenai kulit.

Sejumlah sekolah di beberapa desa di wilayah Lumajang dan Malang bagian selatan juga mengurangi aktivitas luar ruangan bagi para siswa sebagai bentuk antisipasi.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang bekerja sama dengan aparat desa dan relawan telah mengaktifkan sistem pemantauan cepat. Mereka juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar gunung untuk tetap tenang namun siaga terhadap kemungkinan erupsi susulan.

“Kami siapkan jalur evakuasi dan tempat pengungsian sementara apabila aktivitas Semeru meningkat secara drastis,” ujar Kepala BPBD Lumajang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to top