Presiden Prabowo Serahkan Tugas Strategis Wilayah Timur Kepada Gibran

0
92

Jakarta, Juli 2025 — Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, secara resmi memberikan penugasan khusus kepada Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka untuk menangani percepatan pembangunan di Papua. Ini merupakan penugasan strategis yang menandai babak baru dalam keterlibatan wakil presiden secara langsung dalam pengelolaan isu-isu daerah, khususnya wilayah dengan kompleksitas sosial, ekonomi, dan keamanan seperti Papua.

Langkah ini disebut-sebut sebagai bentuk perhatian khusus pemerintah pusat terhadap wilayah timur Indonesia, terutama mengingat selama beberapa dekade terakhir Papua masih menjadi daerah yang menghadapi ketimpangan pembangunan dan konflik sosial.

Meskipun sempat beredar informasi bahwa Gibran akan berkantor di Papua, pemerintah melalui Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Yusril Ihza Mahendra, menegaskan bahwa Wapres tidak akan membuka kantor secara permanen di sana. Sebaliknya, Gibran akan memimpin dan mengawasi kegiatan melalui Sekretariat Badan Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua, yang secara resmi diamanatkan melalui Pasal 68A Undang-Undang Otsus Papua.

Gibran nantinya akan terlibat dalam pengambilan keputusan strategis, memberikan arahan kebijakan, serta memastikan agar pelaksanaan program berjalan efektif dan tepat sasaran.

Penugasan ini disambut baik oleh berbagai pihak, termasuk dari kalangan DPR dan aktivis sosial di Papua. Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP, Deddy Yevri Sitorus, menyebut penugasan ini sebagai langkah positif asalkan diikuti dengan kehadiran nyata di lapangan.

Menurut Deddy, pemerintah tidak boleh lagi hanya berfokus pada pembangunan infrastruktur semata, namun harus mulai menyentuh substansi kesejahteraan sosial, pelayanan publik yang adil, hingga pemerataan akses pendidikan dan kesehatan di wilayah pedalaman Papua.

Ia juga berharap agar Gibran benar-benar hadir secara fisik di Papua dalam kurun waktu tertentu, tidak sekadar datang dan pergi, agar rakyat Papua merasa diperhatikan secara langsung oleh pemerintah pusat.

Pengamat politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, menilai bahwa tugas Gibran tidak akan mudah. Ia akan berhadapan dengan berbagai tantangan, mulai dari ketimpangan sosial, persoalan pelanggaran HAM, hingga resistensi politik dari sebagian kelompok di Papua.

Menurutnya, jika Gibran gagal menjalankan penugasan ini dengan hasil nyata, maka hal tersebut bisa berdampak pada menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran secara keseluruhan.

Penugasan Gibran ke Papua bukan hanya soal tugas administratif atau koordinatif, melainkan juga langkah simbolis yang menunjukkan bahwa pemerintah pusat ingin membangun hubungan yang lebih dekat dengan rakyat Papua. Ini sekaligus menjadi estafet perhatian yang selama ini dilakukan oleh Presiden Joko Widodo, yang dikenal sebagai kepala negara paling sering berkunjung ke Papua selama dua periode pemerintahannya.

Gibran sebagai wakil presiden dari generasi muda dinilai bisa menjadi jembatan baru dalam menjembatani komunikasi antara pusat dan daerah, serta membawa semangat baru dalam mempercepat perubahan di wilayah yang telah lama tertinggal ini.

Adapun fokus utama yang akan menjadi prioritas kerja Gibran di antaranya adalah:

  • Pemantauan dan evaluasi implementasi program Otonomi Khusus (Otsus)
  • Penanganan isu-isu krusial seperti kesehatan, pendidikan, dan pengangguran
  • Penguatan ekonomi lokal dan akses infrastruktur dasar
  • Penanganan konflik sosial dan advokasi hak-hak masyarakat adat

Langkah ini diharapkan bisa menjadi titik balik dalam transformasi kebijakan pembangunan nasional yang lebih berkeadilan, inklusif, dan berbasis pada realitas lokal masyarakat Papua.

Penunjukan Gibran sebagai pemimpin dalam percepatan pembangunan Papua adalah langkah berani dan penuh tantangan. Jika dijalankan dengan serius dan melibatkan partisipasi masyarakat Papua secara langsung, penugasan ini bisa menjadi warisan penting pemerintahan Prabowo-Gibran. Namun jika hanya menjadi simbol tanpa realisasi nyata, maka harapan yang terlanjur dibangun bisa berubah menjadi kekecewaan yang mendalam.

Leave a reply