“Kami Tidak Mau Dipindah!” Kisah Heroik Siswa Sd Tetap Datang Sekolah Meskipun Tanpa Guru

0
36

BERITA ADIKARA– Dengan semangat membara, para wali murid dan siswa SDN Tayu Kulon 01, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, menunjukkan perlawanan teguh terhadap kebijakan regrouping atau penggabungan dengan SDN Tayu Kulon 02. Memasuki hari keempat tahun ajaran baru 2025/2026, mereka tetap setia mendatangi sekolah meski tanpa guru dan tanpa aktivitas belajar-mengajar.

Kelas-kelas telah ditutup, dan para guru telah dipindahkan ke sekolah lain. Namun, hal ini tak menyurutkan semangat puluhan siswa dan wali murid. Mereka hadir setiap hari, membawa poster-poster dari kertas karton yang bertuliskan pesan protes penuh makna.

“Kami Tidak Mau Dipindah!”

“Kami Betah di SDN Tayu Kulon 01!”

Poster-poster ini menjadi lambang perjuangan mereka untuk mempertahankan sekolah yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka. Menurut wali murid, Kepala SDN Tayu Kulon 02 sempat hadir, tetapi hanya untuk mencatat kehadiran siswa tanpa mengadakan kegiatan belajar.

Alasan di Balik Penolakan

Ketua Komite SDN Tayu Kulon 01, Mulyadi, menegaskan bahwa siswa dan wali murid bertekad bulat untuk tidak pindah. Mereka memiliki alasan kuat: lokasi sekolah yang strategis, deretan prestasi membanggakan yang telah diraih, dan nilai sejarah yang tak ternilai.

“SDN Tayu Kulon 01 berdiri sejak 1955, dulu dikenal sebagai Sekolah Rakyat (SR). Ini adalah sekolah tertua di Tayu. Kami ingin menjaga warisan bersejarah ini agar tidak lenyap,” ujar Mulyadi dengan penuh keyakinan, Kamis (17/7/2025).

Mulyadi menjelaskan bahwa pihaknya kini menunggu keputusan final dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pati. Pada Rabu (16/7/2025), perwakilan dinas telah bertemu dengan wali murid untuk berdialog.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Disdikbud Pati, Andrik Sulaksono, menyatakan bahwa kebijakan regrouping tetap akan dilaksanakan. Meski begitu, ia berkomitmen untuk terus menjalin komunikasi dengan wali murid guna memberikan penjelasan.

“Kami sudah berkoordinasi dengan pihak terkait. Regrouping di Tayu Kulon akan tetap berjalan, sambil kami berupaya memberikan pengertian kepada wali murid,” ungkap Andrik, Rabu (16/7/2025).

Kisah perlawanan siswa dan wali murid SDN Tayu Kulon 01 ini menjadi inspirasi tentang arti mempertahankan identitas dan sejarah. Dengan poster di tangan dan tekad yang tak tergoyahkan, mereka menunjukkan bahwa sekolah ini bukan sekadar tempat belajar, melainkan simbol kebanggaan, prestasi, dan kenangan.

Akankah perjuangan mereka mengubah keputusan dinas, atau kebijakan regrouping akan tetap diberlakukan?

Leave a reply