“Sore: Istri dari Masa Depan” Jadi Nafas Segar di Tengah Derasnya Film Horor

“Sore: Istri dari Masa Depan” Jadi Nafas Segar di Tengah Derasnya Film Horor
Di tengah dominasi film-film bergenre horor yang menghiasi bioskop sepanjang Juli 2025, sebuah film ber-genre romantis fantasi berjudul Sore: Istri dari Masa Depan muncul sebagai pilihan segar dan emosional bagi penonton yang mendambakan cerita penuh rasa dan makna. Film ini mulai tayang di bioskop Indonesia sejak 10 Juli 2025, dan langsung mencuri perhatian berkat premis unik.
Disutradarai oleh Yandy Laurens yang dikenal lewat karya-karya dramatis dengan pendekatan puitis film ini dibintangi oleh Dion Wiyoko dan Sheila Dara Aisha sebagai pemeran utama. Dion memerankan karakter Jonathan, seorang fotografer yang telah lama tinggal di Italia dan menjalani hidup dengan ritme membosankan. Sementara itu, Sheila Dara tampil sebagai sosok misterius bernama Sore, seorang wanita yang mengaku datang dari masa depan sebagai istri Jonathan.
Durasi film yang hampir dua jam (1 jam 59 menit) dimanfaatkan secara maksimal untuk menggambarkan dinamika hubungan keduanya yang perlahan berkembang dari keterkejutan menjadi kedekatan emosional yang intens. Film ini menampilkan romansa yang tidak hanya manis, tetapi juga sarat dengan lapisan emosi dan pertanyaan filosofis mengenai waktu, takdir, dan pilihan hidup.
Alur cerita Sore: Istri dari Masa Depan diawali ketika Jonathan terbangun dari tidurnya dan menemukan seorang wanita asing di tempat tidur yang mengaku sebagai istrinya. Awalnya Jonathan bingung, bahkan curiga, namun kehadiran Sore yang penuh kasih sayang, perhatian, dan ketenangan perlahan mulai meluluhkan hati sang fotografer.
Sore tidak datang dengan tangan kosong. Ia membawa kebiasaan-kebiasaan kecil yang biasa mereka lakukan di masa depan dari rutinitas pagi, makanan favorit, hingga cara Jonathan memotret. Dengan perlahan, Sore memperlihatkan bahwa dirinya benar-benar mengenal sang suami lebih dari siapapun. Jonathan yang semula hidup acuh tak acuh terhadap kesehatannya, mulai tersentuh oleh perhatian Sore dan perlahan memperbaiki gaya hidupnya.
Namun di balik senyum manis dan kelembutan Sore, tersimpan misi berat: ia datang dari masa depan untuk mencegah sesuatu yang buruk terjadi pada sang suami. Cerita berkembang menjadi lebih kompleks saat rahasia-rahasia yang selama ini disimpan Sore mulai terungkap. Ia tidak hanya hadir untuk menyelamatkan Jonathan, tetapi juga menghadapi kenyataan bahwa keberadaannya di masa lalu bisa jadi tak berlangsung lama.
Film ini tidak hanya kuat dari sisi cerita, namun juga diperkuat dengan sinematografi yang menyentuh dan atmosfer yang mendukung emosi penonton. Latar kota Italia dengan nuansa klasik berpadu indah dengan sentuhan visual hangat, menciptakan kesan melankolis yang menyelimuti seluruh film. Sutradara Yandy Laurens berhasil menghidupkan dunia Jonathan dan Sore dengan cara yang intim, menjadikan penonton seolah ikut menyusuri perasaan dan perjalanan batin kedua tokoh.
Akting Dion Wiyoko dan Sheila Dara juga menjadi daya tarik utama. Dion sukses menampilkan sosok pria dewasa yang mulai melembut, sementara Sheila Dara tampil menawan sebagai Sore tokoh yang misterius namun memancarkan kehangatan. Chemistry keduanya tampak natural dan menjadi fondasi kuat bagi narasi film.
Lebih dari sekadar romansa, Sore: Istri dari Masa Depan mengajak penonton untuk merenungi banyak hal: bagaimana kita menjalani hidup, apakah kita menghargai waktu yang dimiliki, serta bagaimana tindakan kita hari ini menentukan masa depan. Film ini tidak menawarkan twist besar atau adegan aksi yang mengejutkan, melainkan menyentuh lewat detil-detil kecil, interaksi yang sederhana, namun sangat berarti.
Akhir cerita film ini pun memberikan ruang bagi penonton untuk menafsirkan sendiri, apakah cinta dapat menaklukkan waktu, atau justru waktu adalah ujian terbesar bagi cinta itu sendiri.
“Sore: Istri dari Masa Depan” hadir sebagai jawaban bagi penonton yang lelah dengan jumpscare dan ketegangan dari film-film horor. Ia mengalir perlahan seperti sore hari yang tenang, namun meninggalkan jejak yang membekas di hati. Dengan naskah yang menyentuh, visual yang memikat, dan akting yang kuat, film ini membuktikan bahwa cerita cinta masih mampu menggugah jika disampaikan dengan jujur dan penuh perasaan.
Film ini layak menjadi pilihan utama bagi mereka yang ingin menyelami cerita yang menyentuh jiwa dan memaksa kita bertanya, “Jika kamu bisa kembali ke masa lalu untuk menyelamatkan orang yang kamu cintai, apakah kamu akan melakukannya?”