Pekan Wirausaha Pasuruan: Jalan Baru 200 Pekerja Terdampak PHK Menuju Kemandirian

0
38

Pasuruan, Jawa Timur — Suasana hangat memenuhi aula Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) pada akhir pekan lalu. Di tengah terpaan badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang melanda, sekitar 200 pekerja dari Kabupaten Pasuruan berkumpul bukan untuk meratapi nasib, melainkan untuk merajut masa depan baru. Mereka mengikuti Pekan Wirausaha Pasuruan, sebuah program pelatihan intensif yang dirancang untuk membekali korban PHK dengan keterampilan usaha mandiri.

Gelombang PHK di berbagai sektor industri beberapa bulan terakhir menjadi pukulan telak bagi para pekerja di Pasuruan. Banyak yang kehilangan sumber penghasilan utama, menghadapi ketidakpastian, dan terancam jatuh dalam lingkaran kesulitan ekonomi. Namun, Pekan Wirausaha ini menghadirkan secercah harapan.

Program ini digagas melalui kolaborasi erat antara Kementerian Ketenagakerjaan RI, Pemerintah Kabupaten Pasuruan, BPJS Ketenagakerjaan, dan PT HM Sampoerna Tbk melalui program tanggung jawab sosial Sampoerna untuk Indonesia dan yayasan Sampoerna Karya Bangsa (SKB).

Mengusung tema “Bangkit Bersama, Wujudkan Peluang Baru”, acara ini tidak hanya berfokus pada pelatihan keterampilan teknis, tetapi juga memberikan dukungan emosional dan motivasi bagi peserta. Menteri Ketenagakerjaan Yassierli hadir untuk menyerahkan manfaat Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) kepada para korban PHK. Program JKP ini mencakup tunjangan uang tunai, akses informasi lowongan kerja, serta pelatihan untuk meningkatkan keterampilan.

Wakil Bupati Pasuruan H.M. Shobih Asrori menegaskan, pemerintah daerah siap mendukung agar para korban PHK tidak sekadar menunggu lapangan kerja baru, tetapi mampu menciptakan peluang usaha sendiri. Sementara itu, Anggota Komisi IX DPR RI, Indah Kurnia, mengapresiasi sinergi lintas pihak yang memungkinkan pelaksanaan program ini.

Pekan Wirausaha ini dirancang menjadi program komprehensif yang mencakup:

  1. Pelatihan Kewirausahaan
    Selama dua hari, peserta mendapat materi upskilling dan reskilling dalam membangun usaha. Mereka mempelajari mulai dari manajemen usaha kecil, pemasaran digital, hingga strategi bertahan di tengah persaingan. Sebanyak 25 peserta terbaik akan mendapatkan pendampingan intensif selama satu bulan untuk mengembangkan rencana bisnis yang berkelanjutan.
  2. Layanan Keluarga Berencana (KB) di Tempat Kerja
    Program ini menunjukkan bahwa kesejahteraan pekerja tidak hanya terkait ekonomi, tetapi juga kesehatan keluarga. Melalui kerja sama Kemnaker, BKKBN, dan Sampoerna, layanan KB diintegrasikan dalam kegiatan.
  3. Peluncuran Buku “Penerapan Hubungan Industrial Pancasila”
    Buku ini menjadi pedoman membangun hubungan harmonis antara pengusaha, pekerja, dan pemerintah—didasarkan pada falsafah “Tiga Tangan” yang menekankan kerja sama dan keadilan.

Di balik data dan program, terdapat kisah nyata dari peserta.

  • Ravi, mantan operator pabrik, kini bersemangat mengembangkan usaha camilan berbahan lokal yang dulu hanya menjadi hobi.
  • Sita, yang sebelumnya bekerja di bagian produksi, memanfaatkan keahlian menjahit untuk membuat produk fashion sederhana namun kreatif.

Keduanya mengaku bahwa pelatihan ini bukan hanya memberi keterampilan baru, tetapi juga membangun rasa percaya diri setelah masa sulit akibat PHK.

Direktur Sampoerna Elvira Lianita menegaskan, program ini sejalan dengan visi perusahaan untuk memberdayakan masyarakat dan membangun SDM unggul, sebagai bagian dari kontribusi menuju Indonesia Emas 2045. Menaker Yassierli menambahkan bahwa inisiatif seperti ini adalah bentuk intervensi strategis yang perlu diperluas ke daerah lain.

Pekan Wirausaha Pasuruan bukan sekadar program pelatihan. Ia menjadi gerakan sosial yang menegaskan bahwa krisis ekonomi bisa dihadapi bersama melalui kolaborasi. Dengan keterampilan, pendampingan, dan semangat pantang menyerah, para korban PHK punya peluang besar untuk mengubah jalan hidup mereka.

Leave a reply