Indonesia Dorong Kurikulum Kesehatan Wajib di Sekolah: Langkah Preventif untuk Generasi Sehat.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin tengah gencar mendorong integrasi materi pendidikan kesehatan
Surabaya | Berita Adikara – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin tengah gencar mendorong integrasi materi pendidikan kesehatan sebagai bagian wajib dalam kurikulum sekolah di seluruh Indonesia. Upaya ini melibatkan negosiasi intensif dengan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti, demi membekali anak-anak dengan pengetahuan dasar yang bisa menyelamatkan nyawa sejak dini.
“Kami sedang berusaha meyakinkan Pak Mendikdasmen untuk menjadikannya sebagai kurikulum wajib,” ujar Menkes Budi dalam pernyataannya yang dikutip dari Antara pada Rabu (13/8/2025).
Menurutnya, inisiatif ini bertujuan membangun kesadaran kesehatan sejak usia muda, sehingga masyarakat lebih fokus pada pencegahan daripada pengobatan.
Materi yang diusulkan mencakup berbagai keterampilan praktis, seperti respons cepat terhadap bencana alam seperti gempa bumi, penanganan luka ringan, pentingnya menjaga higiene pribadi, serta cara sopan menasihati orang tua atau kerabat perokok tentang risiko paparan asap rokok.
“Tujuannya agar setiap individu memahami betapa krusialnya menjaga kesehatan sejak kecil,” tambah Budi.
Ia menekankan bahwa pendekatan ini bersifat promotif dan preventif, berbeda dengan tindakan kuratif seperti pengobatan penyakit. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama dinas kesehatan daerah diminta memperkuat sosialisasi pola hidup sehat, skrining rutin, dan program serupa untuk mencegah masyarakat jatuh sakit.
Inisiatif serupa sebenarnya telah digulirkan Kemenkes sejak 2023, di bawah kepemimpinan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim saat itu.
Program bernama “Perangkat Ajar Kesehatan” dalam Kurikulum Merdeka mencakup 22 topik kesehatan untuk tingkat PAUD hingga SMA. Kini, dengan pembaruan pada 2025, termasuk pengembangan kurikulum nutrisi baru untuk sekolah promotif kesehatan, program ini semakin relevan di tengah tantangan kesehatan pasca-pandemi.
Bayangkan dampak nyatanya melalui kisah nyata :
- Di Inggris, misalnya, seorang siswi berusia 10 tahun bernama Leanne berhasil menyelamatkan ibunya yang pingsan karena serangan jantung berkat pelajaran pertolongan pertama di sekolah. Ia langsung melakukan CPR dasar yang dipelajari seminggu sebelumnya, sambil menelepon darurat aksi sederhana yang menurut paramedis menyelamatkan nyawa sang ibu.
- Kisah ini, yang menjadi bagian dari kampanye British Red Cross untuk memasukkan first aid ke kurikulum, menunjukkan bagaimana pendidikan kesehatan tak hanya teori, tapi alat penyelamat langsung.
- Bayangkan jika anak-anak Indonesia diajari hal serupa: seorang siswa di daerah rawan gempa seperti Yogyakarta bisa memimpin evakuasi kelasnya, atau remaja di kota besar menasihati ayahnya berhenti merokok, mencegah kanker paru di masa depan.
- Dengan langkah ini, Indonesia tak hanya mengejar target kesehatan nasional, tapi juga membangun generasi yang tangguh dan sadar diri.
Apakah upaya Menkes Budi Gunadi akan berhasil?