Kapolri Lakukan Mutasi, Empat Kapolda Diganti untuk Perkuat Dinamika Organisasi Polri

0
118
https://beritaadikara.com/kapolri-lakukan-mutasi-empat-kapolda-diganti-untuk-perkuat-dinamika-organisasi-polri/

Jakarta, 23 September 2025 – Kepolisian Republik Indonesia kembali melakukan mutasi besar di tubuh perwira tinggi (pati). Kali ini, Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo mengeluarkan Surat Telegram resmi yang menetapkan pergantian empat Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda). Langkah ini disebut sebagai bagian dari upaya memperkuat dinamika organisasi sekaligus menjawab tantangan keamanan di berbagai wilayah.

Surat Telegram Kapolri dengan nomor ST/1226/IX/KEP./2025 yang diterbitkan pada Senin (22/9/2025) berisi daftar mutasi sejumlah perwira tinggi. Dari daftar tersebut, empat Kapolda mendapat penugasan baru, sementara posisi mereka digantikan oleh pejabat lain.

Dalam rotasi kali ini, terdapat empat nama besar yang mengalami pergantian jabatan:

  1. Irjen Pol. M. Iqbal yang sebelumnya menjabat sebagai Kapolda Riau dimutasi ke jabatan baru sebagai Perwira Tinggi (Pati) Bareskrim Polri dalam rangka pensiun.
  2. Irjen Pol. Suharyono digeser dari Kapolda Sumatera Barat dan dimutasi ke Pati Bareskrim Polri.
  3. Irjen Pol. Helmy Santika yang sebelumnya menjabat Kapolda Kalimantan Tengah kini ditarik ke Pati Bareskrim Polri.
  4. Irjen Pol. Suryono yang menjabat Kapolda Sulawesi Tenggara juga digeser dan ditempatkan sebagai Pati Bareskrim Polri.

Penggantinya, Kapolri menunjuk beberapa perwira tinggi berpengalaman untuk menduduki posisi strategis tersebut. Mereka adalah:

  • Brigjen Pol. Pria Premos sebagai Kapolda Riau,
  • Irjen Pol. Wahyu Widada sebagai Kapolda Sumatera Barat,
  • Brigjen Pol. Agus Rohman sebagai Kapolda Kalimantan Tengah,
  • serta Irjen Pol. Teguh Sarwono sebagai Kapolda Sulawesi Tenggara.

Mutasi dan rotasi di tubuh Polri sejatinya adalah hal yang lazim dilakukan. Kapolri menegaskan bahwa langkah ini bukan hanya menyangkut pergantian personel semata, tetapi juga strategi memperkuat institusi kepolisian menghadapi tantangan ke depan.

“Polri harus terus adaptif dengan dinamika sosial, politik, dan keamanan yang berkembang. Rotasi ini untuk memastikan pelayanan, perlindungan, dan penegakan hukum berjalan semakin optimal,” ujar Jenderal Listyo Sigit dalam keterangannya.

Selain itu, rotasi jabatan juga menjadi bentuk penghargaan atas pengabdian para perwira tinggi yang akan memasuki masa pensiun. Dengan demikian, regenerasi kepemimpinan di lingkungan kepolisian dapat berlangsung secara sehat.

Pergantian Kapolda bukan sekadar urusan administrasi internal. Dalam konteks yang lebih luas, kebijakan ini diyakini akan berpengaruh terhadap stabilitas keamanan di daerah.

Misalnya, wilayah Riau yang kerap menghadapi persoalan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), membutuhkan kepemimpinan yang responsif dan koordinatif dengan pemerintah daerah. Begitu pula dengan Sumatera Barat, yang selain rawan bencana alam, juga memiliki tantangan menjaga stabilitas sosial menjelang tahun politik.

Sementara itu, Kalimantan Tengah menjadi salah satu wilayah strategis dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Sehingga dibutuhkan figur Kapolda yang mampu memastikan keamanan investasi dan pembangunan tetap kondusif.

Adapun Sulawesi Tenggara yang dikenal sebagai salah satu pusat aktivitas pertambangan, sering diwarnai gesekan sosial akibat isu lingkungan dan perizinan tambang. Oleh karena itu, peran Kapolda baru akan sangat menentukan dalam menjaga keamanan, ketertiban, sekaligus mengedepankan pendekatan humanis kepada masyarakat.

Dalam beberapa tahun terakhir, institusi Polri memang tengah melakukan pembenahan besar-besaran. Isu-isu seperti transparansi, profesionalisme, dan pelayanan publik terus menjadi fokus utama. Mutasi dan rotasi jabatan menjadi salah satu instrumen untuk menjaga ritme organisasi agar tidak stagnan.

Sejumlah pengamat menilai, langkah Kapolri mengganti Kapolda di empat wilayah strategis adalah strategi untuk memastikan roda organisasi tetap berjalan dinamis. “Dengan adanya penyegaran ini, diharapkan ada semangat baru dalam menjalankan program Polri Presisi yang selama ini digagas Kapolri,” ujar seorang pengamat kepolisian.

Selain itu, regenerasi juga memberikan kesempatan bagi perwira menengah dan tinggi yang berprestasi untuk naik ke jenjang kepemimpinan lebih tinggi. Dengan begitu, kompetisi sehat di lingkungan internal Polri tetap terjaga.

Rotasi empat Kapolda yang dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menandai komitmen Polri untuk terus bertransformasi dan beradaptasi dengan tantangan zaman. Bagi masyarakat, pergantian ini diharapkan menghadirkan wajah kepolisian yang lebih segar, responsif, dan dekat dengan kebutuhan warga.

Dengan figur-figur baru di jajaran Kapolda, publik tentu berharap bahwa agenda besar Polri dalam menjaga keamanan, menegakkan hukum, serta memberikan pelayanan terbaik dapat semakin nyata dirasakan. Mutasi ini bukan hanya simbol regenerasi, tetapi juga sebuah strategi besar untuk memperkuat pondasi institusi kepolisian demi menjawab tantangan bangsa ke depan.

Leave a reply