Jawa Timur Catat Prestasi: Angka Stunting Terendah Nomor 2 Nasional di Tahun 2024

0
15

Surabaya, 2 Mei 2025 – Pemerintah telah merilis hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2024, yang menunjukkan penurunan signifikan angka stunting nasional. Berdasarkan data tersebut, prevalensi stunting di Indonesia turun menjadi 19,8 persen setara dengan 4.482.340 balita, atau menurun 1,7 persen dari tahun sebelumnya. Sebanyak 377.000 kasus balita stunting baru berhasil dicegah secara nasional.

Provinsi Jawa Timur mencatat capaian membanggakan dengan prevalensi stunting sebesar 14,7 persen, turun sekitar 3 persen dari tahun 2023 yang berada di angka 17,7 persen. Angka ini menempatkan Jawa Timur sebagai provinsi dengan tingkat stunting terendah nomor dua secara nasional, tepat di atas Provinsi Bali. Penurunan ini setara dengan pencegahan 79.971 kasus balita stunting baru di wilayah tersebut.

Capaian ini disampaikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan Kemenko PMK, Sukadiono, dalam Rapat Koordinasi Hasil SSGI 2024 yang digelar secara daring pada Jumat, 2 Mei 2025. Ia menegaskan pentingnya keberlanjutan upaya perbaikan gizi masyarakat, meskipun capaian saat ini sudah menunjukkan kemajuan signifikan.

Menurut hasil SSGI, prevalensi stunting nasional tertinggi masih terjadi pada kelompok ekonomi kuintil 1 (termiskin), dengan angka mencapai 29,8 persen. Artinya, penurunan stunting di Jawa Timur juga menunjukkan sinergi yang kuat dengan program pengentasan kemiskinan ekstrem.

Beragam indikator sensitif dan spesifik dalam SSGI 2024 turut memperlihatkan keberhasilan Jawa Timur. Di antaranya:

Faktor ibu dan anak: status gizi ibu, konsumsi tablet tambah darah, penurunan angka bayi lahir rendah (BBLR), pemberian ASI eksklusif, serta KB pasca persalinan.

Akses layanan kesehatan: imunisasi dasar lengkap, pemantauan pertumbuhan balita, pemberian makanan tambahan (PMT), sanitasi dan air minum layak, jaminan kesehatan, dan perlindungan sosial.

Pengendalian penyakit infeksi seperti diare, ISPA, dan TBC yang menunjukkan tren penurunan atau dapat ditangani dengan baik.

Meski mencetak prestasi, Pemerintah Provinsi Jawa Timur diimbau untuk tidak berpuas diri. Penurunan prevalensi stunting ke angka serendah mungkin tetap menjadi prioritas utama, terutama dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di masa depan. Upaya ini perlu didukung oleh pemberdayaan masyarakat desa, pemanfaatan dana desa, peta kerawanan pangan, serta revitalisasi posyandu yang menjadi ujung tombak pelayanan gizi dan kesehatan masyarakat.

Leave a reply