MotoGP Mandalika 2025: Kebanggaan Indonesia dan Pendorong Ekonomi Lombok yang Semakin Kuat

0
63
https://beritaadikara.com/motogp-mandalika-2025-kebanggaan-indonesia-dan-pendorong-ekonomi-lombok-yang-semakin-kuat/

Lombok Tengah | Berita Adikara — Gelaran MotoGP Mandalika 2025 kembali menegaskan posisi Indonesia sebagai salah satu tuan rumah paling bergengsi di kalender balap dunia. Ajang yang berlangsung di Pertamina Mandalika International Circuit pada 3–5 Oktober 2025 ini tidak hanya menyuguhkan persaingan sengit di lintasan, tetapi juga membawa dampak ekonomi besar bagi masyarakat lokal dan kawasan sekitarnya.

Dengan atmosfer tropis, pemandangan indah pesisir selatan Lombok, dan dukungan luar biasa dari publik, MotoGP di Mandalika tahun ini dianggap sebagai salah satu penyelenggaraan terbaik sejak pertama kali digelar pada 2022. Bahkan, banyak pihak menyebut Mandalika kini mulai menjadi “ikon baru sport tourism Asia Tenggara”.

Selama tiga hari penyelenggaraan, area sirkuit Mandalika dipadati lautan manusia. Berdasarkan data resmi dari panitia, total penonton mencapai lebih dari 140 ribu orang, meningkat hampir 16% dibandingkan tahun sebelumnya. Para penonton datang dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan dari luar negeri seperti Malaysia, Australia, dan Jepang.

Okupansi hotel di kawasan Mandalika mencapai 100%, sementara penginapan di kota Mataram dan wilayah wisata lainnya seperti Senggigi dan Kuta Lombok rata-rata terisi hingga 90–93%. Geliat pariwisata pun terasa sejak sepekan sebelum balapan dimulai — dengan peningkatan penerbangan ke Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid serta bertambahnya layanan transportasi darat menuju kawasan sirkuit.

“Event MotoGP ini tidak hanya tentang balapan, tetapi juga tentang ekonomi rakyat. Kami melihat langsung bagaimana warung, hotel, hingga ojek lokal mendapat keuntungan,” ujar Erick Thohir, Menteri Pemuda dan Olahraga RI.

Menurut laporan resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), total dampak ekonomi MotoGP Mandalika 2025 diperkirakan mencapai Rp4,8 triliun. Angka ini mencakup perputaran uang dari sektor akomodasi, kuliner, transportasi, hingga produk UMKM dan industri kreatif lokal.

Di area sirkuit, sebanyak 120 UMKM lokal turut serta menjajakan berbagai produk khas Lombok seperti tenun, kopi, hasil laut olahan, hingga suvenir. Jumlah tersebut meningkat dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya. Selama akhir pekan balapan, beberapa pelaku usaha bahkan mengaku mengalami peningkatan omzet hingga tiga kali lipat dari hari biasa.

“Biasanya kami hanya jualan ke wisatawan yang lewat, tapi saat MotoGP, pembeli datang dari berbagai negara. Produk kami laku keras,” tutur Siti Rahma, pengrajin tenun asal Desa Sade.

Selain itu, penyelenggaraan MotoGP turut menciptakan efek berganda (multiplier effect) yang signifikan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) NTB mencatat, selama periode event berlangsung, lebih dari 19 ribu tenaga kerja terserap — mulai dari sektor pariwisata, keamanan, transportasi, hingga logistik acara.

Kesuksesan event ini juga memperkuat posisi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika sebagai magnet investasi baru di Indonesia bagian timur. Hingga pertengahan 2025, realisasi investasi di kawasan ini telah mencapai Rp5,7 triliun, dengan lebih dari 28 perusahaan aktif beroperasi di dalamnya.

Pemerintah daerah Lombok Tengah menilai bahwa keberlanjutan MotoGP menjadi kunci penting dalam menjaga arus investasi. Banyak investor yang kini mulai melirik sektor pendukung pariwisata seperti hotel, resort, dan fasilitas hiburan. Peningkatan kunjungan wisatawan turut mempercepat pembangunan infrastruktur di sekitar kawasan.

“Dampak MotoGP tidak berhenti di tiga hari balapan. Setelah itu, banyak wisatawan yang tetap tinggal atau datang kembali ke Lombok. Ini mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan,” ungkap Lalu Gita Ariadi, Sekda Provinsi NTB.

Meski berjalan lancar dan aman, gelaran MotoGP Mandalika 2025 masih menyisakan beberapa catatan penting. Ketersediaan akomodasi masih terbatas, menyebabkan sebagian penonton harus menginap di luar Lombok Tengah. Selain itu, peningkatan akses transportasi publik dan fasilitas penunjang seperti area parkir serta layanan shuttle bus masih perlu diperluas.

Pemerintah daerah juga menyoroti pentingnya peningkatan kapasitas dan pelatihan bagi pelaku UMKM agar mereka tidak hanya sukses selama event berlangsung, tetapi juga mampu menjaga momentum bisnis di luar musim balapan.

Kementerian PUPR dan ITDC (Indonesia Tourism Development Corporation) berjanji akan terus melakukan pembenahan infrastruktur, termasuk memperluas jalan akses, menambah area parkir, dan memperkuat sistem drainase di sekitar kawasan Mandalika.

Dengan segala capaian tersebut, MotoGP Mandalika 2025 bukan hanya menjadi ajang balap motor semata, melainkan simbol kemajuan Indonesia dalam menyelenggarakan event olahraga internasional. Di balik gemuruh mesin dan sorak-sorai penonton, tersimpan kisah kebangkitan ekonomi masyarakat lokal yang semakin berdaya.

Event ini membuktikan bahwa olahraga dan pariwisata bisa berjalan beriringan, memberikan manfaat ekonomi yang nyata sekaligus memperkenalkan keindahan Lombok ke mata dunia. Mandalika kini tidak lagi sekadar nama sirkuit, melainkan identitas baru Indonesia di panggung global — tempat di mana kecepatan, budaya, dan ekonomi saling berpadu dalam harmoni.

Leave a reply