HUT ke-80 Provinsi Jawa Timur, Fraksi Demokrat M. Arbayanto, S.H, Soroti Pentingnya SOP Menyeluruh dalam Program Makanan Sekolah

0
79
https://beritaadikara.com/hut-ke-80-provin…-makanan-sekolah/

SURABAYA | BERITA ADIKARA– Dalam rangka Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Provinsi Jawa Timur, Fraksi Partai Demokrat DPRD Jawa Timur menyoroti pentingnya pengawasan dan perbaikan dalam pelaksanaan program-program yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, termasuk program penyediaan makanan di sekolah

Hal ini menyusul adanya laporan kasus keracunan yang terjadi di beberapa sekolah.

Anggota Fraksi Demokrat, M. Arbayanto, S.H., M.H., menekankan perlunya evaluasi mendalam untuk mengidentifikasi sumber masalah secara akurat. Menurutnya, penentuan sumber masalah apakah dari dapur penyedia atau dari penanganan di sekolah sangat krusial.

“Perlu dianalisis dulu. Biasanya yang paling banyak terjadi, jika ada satu dapur melayani empat sekolah, lalu dua sekolah yang mengalami keracunan, itu berarti problemnya ada di penanganan tingkat sekolah,” ujar Arbayanto di Surabaya, Minggu (12/10/2025).

Kecuali kalau satu dapur melayani empat sekolah dan keempatnya keracunan, maka masalahnya ada di dapur, tambahnya, menegaskan pentingnya investigasi yang cermat sebelum mengambil kesimpulan.

Arbayanto menyoroti salah satu potensi masalah di tingkat sekolah adalah manajemen waktu dan penyimpanan makanan. Sering kali makanan diantar lebih awal dari jam makan siswa, misalnya diantar jam 10.00 WIB untuk dikonsumsi jam 11.00 WIB.

“Ini kadang-kadang penanganannya. Makanan datang jam 10, sementara baru dimakan jam 11. Cara menyimpannya itu ada beberapa kasus ditempatkan di lokasi yang panas, tidak sejuk, akhirnya (kualitasnya) berubah,” jelasnya.

Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa Standar Operasional Prosedur (SOP) harus diterapkan secara menyeluruh, tidak hanya di dapur penyedia, tetapi juga di pihak sekolah yang menerima makanan.

“Harusnya SOP-nya itu bukan hanya di dapur, tapi juga di sekolah. Sebetulnya sudah ada evaluasi, bahkan sampai ada petugas pengelola di sekolah yang sudah ditetapkan dan ada honornya dari pusat. Tujuannya apa? Supaya pada saat makanan itu sampai di sekolah, bisa ditangani dengan baik,” tegas Arbayanto.

Meskipun terdapat beberapa insiden, Arbayanto meyakini bahwa program Makanan Bergizi Gratis (MBG) ini akan terus mengalami perbaikan. Ia memaklumi bahwa mengelola program dengan skala yang sangat besar dan kompleksitas tinggi pasti akan menghadapi tantangan dan kendala di lapangan.

“Intinya, saya meyakini program ini akan selalu semakin membaik.

Dengan pengelola yang sangat banyak dan kompleksitas tinggi, pasti ada beberapa masalah komunikasi. Tinggal kita lihat sebarannya, berapa persen sebetulnya masalah ini dari keseluruhan program yang berjalan,” pungkasnya.

Leave a reply