KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam: Puluhan Orang Masih Hilang

0
15

Selat Bali, 3 Juli 2025 – Laut kembali memakan korban. Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya dilaporkan tenggelam di perairan Selat Bali pada Rabu malam, menyebabkan duka mendalam dan memunculkan kembali sorotan terhadap keselamatan transportasi laut di Indonesia. Kapal yang tengah berlayar dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Gilimanuk, Bali ini membawa total 65 orang, termasuk penumpang dan awak kapal, serta sejumlah kendaraan bermotor.

Insiden bermula sekitar pukul 23.20 WIB, ketika nahkoda kapal melaporkan kondisi darurat kepada otoritas pelabuhan. Ruang mesin kapal dilaporkan mengalami kebocoran, disusul oleh padamnya mesin utama yang menyebabkan kapal kehilangan kendali di tengah laut. Hanya dalam hitungan menit, gelombang tinggi dan kondisi blackout membuat kapal terbalik dan akhirnya tenggelam.

Koordinat terakhir kapal menunjukkan posisi sekitar 50 kilometer dari Pelabuhan Gilimanuk. Gelapnya malam serta ombak yang mencapai 2 meter membuat proses evakuasi awal menjadi sangat sulit.

Hingga Kamis malam, tim gabungan dari Basarnas, TNI AL, dan Polairud berhasil menyelamatkan 23 orang yang ditemukan mengapung dengan jaket pelampung. Namun, 4 penumpang dipastikan meninggal dunia. Tragisnya, sebanyak 38 orang lainnya masih dalam pencarian.

Para penyintas menceritakan momen-momen menegangkan saat kapal mulai miring dan akhirnya terbalik. Beberapa di antaranya berhasil melompat ke laut dan bertahan dengan pelampung, sementara yang lain hanyut terbawa arus.

Selain manusia, kapal juga mengangkut 22 unit kendaraan, terdiri dari truk besar, mobil pribadi, dan sepeda motor. Kendaraan-kendaraan tersebut disebut ikut terguling ke laut bersamaan dengan terbaliknya kapal. Beberapa truk dilaporkan menghantam sisi lambung kapal saat kapal mulai miring, mempercepat proses terbaliknya badan kapal.

Penyebab utama tenggelamnya kapal masih dalam investigasi. Namun dari laporan awal, kerusakan mesin dan cuaca buruk diyakini menjadi dua faktor utama. Beberapa pihak menyayangkan tidak adanya informasi cuaca yang lebih ketat, serta mempertanyakan kesiapan teknis kapal untuk berlayar malam hari.

Presiden Prabowo Subianto yang sedang menjalankan ibadah umrah turut menginstruksikan Basarnas dan Kemenhub untuk mengerahkan segala upaya dalam proses pencarian dan penyelamatan. Ia juga meminta agar proses investigasi dilakukan secara terbuka dan menyeluruh.

Kapolri dan Menteri Perhubungan turun langsung meninjau posko SAR di Banyuwangi dan menyatakan bahwa “keselamatan pelayaran adalah prioritas nasional yang tidak bisa ditawar.”

Tragedi ini mengingatkan publik pada sederet insiden serupa di masa lalu yang menimpa pelayaran domestik di Indonesia. Laut Nusantara yang luas membutuhkan standar keselamatan tinggi, namun kerap kali dikorbankan oleh kelalaian teknis atau ketidakpatuhan terhadap prosedur operasional.

Komisi V DPR RI segera merespons kejadian ini dengan menyebut bahwa evaluasi terhadap izin pelayaran malam, pemeriksaan kelayakan kapal, dan pelatihan awak harus ditingkatkan. Ketua Komisi V bahkan menyarankan moratorium pelayaran malam hari untuk jalur berisiko tinggi.

Selagi tim penyelamat terus menyisir perairan Selat Bali untuk menemukan para korban yang hilang, doa mengalir dari seluruh penjuru negeri. Duka ini bukan hanya milik keluarga korban, tapi juga panggilan bagi pemerintah, operator pelayaran, dan masyarakat untuk bersama-sama menjaga keselamatan di laut.

Leave a reply