Banjir Susulan Kembali Hantam Kota Padang: Puluhan Warga Dievakuasi, Akses Jalan Terputus

Banjir Susulan Kembali Hantam Kota Padang: Puluhan Warga Dievakuasi, Akses Jalan Terputus
Padang | Berita Adikara — Kota Padang, Sumatera Barat, kembali diterpa banjir susulan yang memperparah kondisi wilayah terdampak bencana dalam beberapa waktu terakhir. Hujan deras yang mengguyur kawasan hulu sejak siang hingga sore hari memicu kembali meluapnya aliran sungai, menyebabkan air bercampur lumpur masuk ke permukiman warga dan memutus akses jalan di sejumlah titik. Peristiwa ini terjadi saat proses pemulihan pascabanjir sebelumnya masih berlangsung, sehingga menambah beban bagi masyarakat dan pemerintah daerah.
Banjir susulan dilaporkan terjadi pada Minggu sore, ketika intensitas hujan meningkat secara signifikan di wilayah perbukitan sekitar Kecamatan Pauh, khususnya di kawasan Batu Busuk. Aliran Sungai Batang Kuranji yang sebelumnya telah surut kembali meninggi dan melampaui kapasitas normal, hingga akhirnya meluap ke rumah-rumah warga yang berada di bantaran sungai.
Menurut keterangan warga setempat, air naik dengan sangat cepat hanya dalam hitungan menit. Banyak warga yang tidak sempat menyelamatkan perabotan rumah tangga maupun barang berharga lainnya. Beberapa rumah kembali terendam air dengan ketinggian mencapai lebih dari satu meter, memaksa penghuni segera menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman.
Sedikitnya belasan rumah terdampak langsung, dan puluhan warga terpaksa dievakuasi menggunakan peralatan darurat. Tim penyelamat harus bergerak cepat karena arus air cukup deras dan membawa material lumpur, kayu, serta bebatuan dari hulu sungai. Kondisi ini membuat proses evakuasi berlangsung cukup menegangkan, terutama bagi warga lanjut usia, anak-anak, dan perempuan.
Di tengah upaya penyelamatan, sempat dilaporkan beberapa warga terjebak di dalam rumah akibat akses jalan yang terputus dan genangan air yang semakin tinggi. Berkat kerja sama antara petugas dan masyarakat sekitar, seluruh warga yang terjebak berhasil dievakuasi dengan selamat.
Selain merendam permukiman, banjir susulan juga kembali memutus akses jalan utama menuju kawasan Batu Busuk. Jalan yang sebelumnya telah dibersihkan pascabanjir awal kembali tertutup lumpur dan material banjir, sehingga tidak dapat dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat. Kondisi ini menyulitkan distribusi bantuan serta mobilisasi petugas ke lokasi terdampak.
Warga terpaksa menggunakan jalur alternatif yang lebih sempit dan berisiko, sementara sebagian lainnya memilih bertahan di tempat pengungsian sementara. Aktivitas ekonomi masyarakat pun lumpuh, karena banyak warga yang bergantung pada akses jalan tersebut untuk bekerja dan berjualan.
Menanggapi banjir susulan ini, pemerintah daerah kembali mengeluarkan imbauan kewaspadaan kepada masyarakat, khususnya warga yang tinggal di sepanjang aliran sungai dan daerah rawan banjir. Aparat meminta warga untuk selalu memantau kondisi cuaca dan segera mengungsi apabila terjadi peningkatan debit air secara tiba-tiba.
Pemerintah Kota Padang juga menegaskan bahwa potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih dapat terjadi dalam beberapa hari ke depan. Oleh karena itu, warga diminta tidak lengah meskipun hujan sempat reda, karena kondisi tanah yang jenuh air berpotensi memicu banjir susulan maupun longsor.
Tim Reaksi Cepat (TRC), personel SAR, serta relawan dari berbagai unsur kembali dikerahkan untuk menangani dampak banjir susulan. Mereka tidak hanya melakukan evakuasi warga, tetapi juga membantu pendistribusian logistik darurat, pembersihan lumpur, dan pendampingan bagi warga terdampak.
Para relawan terlihat bahu-membahu membersihkan sisa material banjir yang menutup akses jalan dan halaman rumah warga. Di beberapa titik, bantuan makanan siap saji dan kebutuhan pokok mulai disalurkan, meskipun distribusi sempat terkendala kondisi medan yang sulit dijangkau.
Banjir susulan ini menambah daftar panjang bencana hidrometeorologi yang melanda Kota Padang dalam beberapa pekan terakhir. Curah hujan yang tinggi dan berlangsung dalam durasi panjang menyebabkan sistem drainase dan sungai tidak mampu menampung debit air secara optimal. Akibatnya, luapan air kembali terjadi meskipun banjir sebelumnya belum sepenuhnya tertangani.
Sejumlah pihak menilai bahwa kondisi lingkungan di daerah hulu, seperti berkurangnya tutupan hutan dan perubahan tata guna lahan, turut memperburuk situasi. Air hujan yang seharusnya terserap ke dalam tanah justru mengalir cepat ke sungai, membawa material sedimen yang mempercepat pendangkalan dan memperbesar risiko banjir bandang.
Banjir susulan yang kembali melanda Padang menjadi pengingat bahwa upaya penanganan bencana tidak dapat bersifat sementara. Diperlukan langkah jangka panjang, mulai dari penataan kawasan hulu, normalisasi sungai, hingga peningkatan sistem peringatan dini agar masyarakat memiliki waktu lebih untuk menyelamatkan diri.
Di tengah keterbatasan, solidaritas antara warga, relawan, dan aparat menjadi kekuatan utama dalam menghadapi bencana ini. Masyarakat berharap kondisi cuaca segera membaik dan tidak ada lagi banjir susulan yang memperparah keadaan.










