Bentrok Pecah Pada Aksi Demonstrasi di Grahadi, Darurat Kekerasan Aparat di Surabaya.

0
251
https://beritaadikara.com/koalisi-ojol-nas…n-pengemudi-ojol/

Surabaya | Berita Adikara – Aksi solidaritas darurat mengecam kekerasan aparat yang digelar di depan Gedung Negara Grahadi, Jalan Gubernur Suryo, Kota Surabaya, berujung ricuh pada Jumat siang. Ribuan demonstran, termasuk komunitas ojek online (ojol), mahasiswa, dan warga sipil, turun ke jalan untuk menuntut pertanggungjawaban atas dugaan kekerasan polisi yang menyebabkan korban jiwa dalam aksi protes nasional sehari sebelumnya.

Aksi yang dimulai sekitar pukul 14.00 WIB ini awalnya berlangsung damai dengan orasi dan pembagian poster yang menyerukan “Darurat Kekerasan Aparat“. Massa menuntut reformasi di tubuh Polri, pencopotan Kapolri, dan keadilan bagi korban, termasuk Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojol yang tewas akibat dugaan kekerasan aparat selama demonstrasi di Jakarta pada 28 Agustus 2025.

Tuntutan utama mencakup penghentian represif terhadap unjuk rasa, penuntutan pelaku kekerasan, dan evaluasi kebijakan pemerintah yang dianggap tidak berpihak pada rakyat.

Situasi memanas sekitar pukul 16.00 WIB ketika massa berusaha menjebol gerbang pagar Gedung Grahadi sambil meneriakkan slogan anti-kekerasan.

https://beritaadikara.com/bentrok-pecah-di…arat-di-surabaya/

Aparat keamanan, termasuk Brimob dan TNI, merespons dengan menembakkan gas air mata dan water cannon untuk membubarkan kerumunan.

Demonstran membalas dengan melempar batu, botol, dan bahan peledak sederhana seperti molotov, yang menyebabkan bentrokan sengit.

Akibatnya api berkobar di lokasi, dengan lebih dari 21 sepeda motor diduga milik pegawai Pemprov Jatim dibakar oleh oknum peserta aksi.

Pantauan di lapangan menunjukkan massa berhamburan ke arah Alun-Alun Surabaya, Jalan Panglima Sudirman, dan Jalan Pemuda untuk menghindari tembakan gas air mata. Beberapa demonstran terlihat terluka, meskipun belum ada laporan resmi mengenai jumlah korban.

Arus lalu lintas di sekitar Taman Apsari dan Jalan Gubernur Suryo lumpuh total, dengan warga diminta menghindari area tersebut untuk keselamatan.

Latar belakang aksi ini terkait dengan gelombang protes nasional terhadap kebijakan pemerintah dan DPR yang dianggap ugal-ugalan, termasuk dugaan pelanggaran HAM oleh aparat. Pada 28 Agustus, aksi di Jakarta menyebabkan ratusan orang ditangkap, puluhan terluka, dan setidaknya satu korban jiwa.

Hingga petang, polisi masih berupaya membubarkan massa yang tersisa, dengan situasi tetap tegang. Pihak berwenang belum memberikan pernyataan resmi, sementara warga diimbau tetap waspada dan saling menjaga selama aksi berlangsung.

Leave a reply