Cuaca Tak Menentu Mendera Jawa Timur, BMKG Imbau Warga Tetap Waspada

0
23
https://beritaadikara.com/cuaca-tak-menentu-mendera-jawa-timur-bmkg-imbau-warga-tetap-waspada/

Jawa Timur | Berita Adikara — Wilayah Jawa Timur tengah menghadapi kondisi cuaca yang tidak menentu dalam sepekan terakhir. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat bahwa provinsi ini sedang berada dalam masa transisi dari musim kemarau menuju musim hujan atau yang biasa disebut pancaroba. Kondisi tersebut menyebabkan perubahan cuaca yang ekstrem, mulai dari suhu panas yang menyengat hingga hujan lebat disertai petir dan angin kencang di berbagai daerah.

Menurut laporan resmi BMKG pada awal pekan ini, cuaca di sejumlah wilayah Jawa Timur, termasuk Surabaya, Malang, Jember, dan Lamongan, menunjukkan pola fluktuatif. Hujan deras diperkirakan akan terjadi pada siang hingga malam hari di beberapa daerah, sementara pagi hari cenderung cerah berawan dengan kelembapan tinggi. Suhu rata-rata harian berkisar antara 22 hingga 32 derajat Celsius, dengan kelembapan udara mencapai lebih dari 80 persen.

Memasuki Selasa (21 Oktober 2025), sejumlah wilayah di Jawa Timur mengalami hujan deras disertai petir sejak pagi hingga sore hari. Di Surabaya, hujan lebat mengguyur kawasan pusat kota dan sekitarnya, menyebabkan beberapa ruas jalan tergenang air. Kondisi serupa juga terjadi di Malang dan Jember, di mana hujan lebat disertai angin kencang menyebabkan beberapa pohon tumbang.

BMKG menjelaskan bahwa fenomena ini disebabkan oleh peningkatan aktivitas konvektif di atmosfer yang dipicu oleh suhu permukaan laut yang relatif hangat di perairan selatan Jawa. “Kondisi udara yang lembap dan pertemuan angin dari barat dan timur di sekitar wilayah Jawa Timur turut memperkuat potensi pembentukan awan hujan kumulonimbus,” ujar Kepala BMKG Juanda, Teguh Wahyono.

Pada Rabu (22 Oktober), hujan lebat diperkirakan akan kembali mengguyur wilayah selatan dan tengah provinsi, terutama di daerah pegunungan. BMKG memperingatkan agar warga tetap waspada terhadap kemungkinan banjir lokal, genangan air, serta petir yang bisa terjadi secara tiba-tiba.

Meski cuaca cenderung ekstrem di awal pekan, BMKG memprediksi bahwa kondisi akan sedikit membaik menjelang akhir pekan. Kamis (23 Oktober) hingga Sabtu (25 Oktober), cuaca diperkirakan relatif cerah di pagi hari dengan peluang hujan ringan pada sore menjelang malam. Suhu udara dapat mencapai 31 hingga 32 derajat Celsius, menandakan udara cukup panas dan lembap, namun belum termasuk kategori gelombang panas.

Sementara pada Minggu (26 Oktober), cuaca diprediksi berawan tebal dengan potensi hujan ringan di beberapa daerah. Warga di wilayah pesisir, seperti Banyuwangi dan Probolinggo, disarankan untuk berhati-hati karena kemungkinan adanya peningkatan gelombang laut yang dapat mencapai 1,5 hingga 2 meter.

Namun, kondisi kembali berpotensi tidak stabil pada awal pekan depan (Senin, 27 Oktober), ketika BMKG memperkirakan adanya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di beberapa wilayah akibat masuknya massa udara basah dari Samudra Hindia.

BMKG juga mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem bagi sejumlah kabupaten/kota yang memiliki risiko tinggi terhadap hujan deras dan petir. Daerah tersebut antara lain Malang, Jember, Lumajang, Probolinggo, Pasuruan, Mojokerto, Lamongan, Bojonegoro, dan Pamekasan. Di wilayah tersebut, masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan terutama pada sore hingga malam hari, karena potensi hujan deras disertai angin kencang bisa menyebabkan pohon tumbang dan kerusakan ringan pada bangunan.

Selain itu, warga di kawasan lereng Gunung Semeru dan Arjuno juga diimbau untuk mewaspadai potensi longsor akibat curah hujan tinggi. Di sisi lain, masyarakat pesisir selatan seperti di Kabupaten Trenggalek dan Pacitan diminta berhati-hati terhadap gelombang tinggi dan arus laut kuat yang dapat membahayakan aktivitas nelayan.

Kondisi cuaca yang tidak menentu ini telah berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Beberapa petani di daerah Ngawi dan Kediri mengaku kesulitan menyesuaikan jadwal tanam karena hujan turun tidak menentu. Aktivitas masyarakat perkotaan juga terganggu akibat jalanan licin dan genangan air di beberapa titik yang memperlambat arus lalu lintas.

BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu memperbarui informasi cuaca melalui aplikasi resmi atau situs web BMKG sebelum melakukan aktivitas luar ruangan. “Penting untuk memahami bahwa masa pancaroba selalu ditandai dengan perubahan cuaca ekstrem yang sulit diprediksi. Kewaspadaan harus ditingkatkan agar tidak terjadi korban jiwa akibat petir, banjir mendadak, atau tanah longsor,” tegas Teguh Wahyono.

Selain itu, masyarakat juga diingatkan untuk menjaga kesehatan. Cuaca panas di pagi hari dan lembap di malam hari dapat menyebabkan dehidrasi serta meningkatkan risiko penyakit seperti flu dan demam berdarah. BMKG menyarankan agar warga memperbanyak konsumsi air putih, menjaga pola makan, dan tidak memaksakan diri beraktivitas berat di bawah terik matahari.

Secara keseluruhan, cuaca di Jawa Timur minggu ini masih tergolong fluktuatif dan tidak stabil. Hujan deras dengan petir dan angin kencang berpotensi terjadi hingga akhir pekan di sejumlah wilayah. Namun, kondisi diperkirakan akan mulai membaik secara bertahap memasuki pekan berikutnya.

BMKG menekankan pentingnya kolaborasi antara masyarakat, pemerintah daerah, dan lembaga penanggulangan bencana untuk meminimalkan dampak yang mungkin ditimbulkan oleh cuaca ekstrem ini. Dengan kewaspadaan dan kesiapsiagaan yang baik, diharapkan masyarakat Jawa Timur dapat menjalani masa pancaroba ini dengan aman dan tetap produktif.

Leave a reply