Dinamika Pengakuan di PBB: Palestina Makin Mendapat Dukungan

0
45
https://beritaadikara.com/dinamika-pengakuan-di-pbb-palestina-makin-mendapat-dukungan/

Isu pengakuan kedaulatan negara selalu menjadi sorotan utama dalam forum internasional, khususnya di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Belakangan ini, perbincangan publik internasional lebih banyak mengarah pada bertambahnya negara yang menyatakan pengakuan terhadap Palestina sebagai negara berdaulat. Hal ini kontras dengan posisi Israel, yang sebenarnya sudah lama diakui secara resmi oleh mayoritas anggota PBB.

Dengan kata lain, tidak ada kabar terbaru mengenai adanya negara baru yang secara khusus mengakui kedaulatan Israel di PBB. Justru, tren yang muncul adalah semakin banyak negara yang menegaskan dukungan mereka terhadap Palestina, sebagai bagian dari upaya mendorong solusi damai dua negara di kawasan Timur Tengah.

Dalam sidang-sidang terbaru menjelang Majelis Umum PBB, sejumlah negara Eropa Barat menunjukkan langkah diplomatik penting. Prancis, Andorra, Belgia, Luxembourg, Malta, dan Monako termasuk di antara negara yang baru saja mengumumkan pengakuan resmi terhadap negara Palestina.

Langkah tersebut memperkuat posisi Palestina di forum internasional, sekaligus menandai adanya perubahan sikap dari beberapa negara yang sebelumnya masih berhati-hati. Sebelum ini, Spanyol, Norwegia, dan Irlandia juga telah lebih dulu mengambil langkah serupa, sehingga dukungan politik terhadap Palestina semakin meluas di kawasan Eropa.

Alasan utama pengakuan ini adalah untuk menegaskan dukungan terhadap solusi dua negara (two-state solution) yang telah lama menjadi kerangka dasar penyelesaian konflik Israel-Palestina. Dengan semakin banyaknya negara yang mengakui Palestina, diharapkan tercipta tekanan diplomatik yang lebih kuat agar kedua belah pihak bersedia kembali ke meja perundingan.

Berbeda dengan Palestina, Israel sudah diakui sebagai negara anggota PBB sejak 1949, hanya setahun setelah memproklamasikan kemerdekaannya pada 1948. Hingga saat ini, sebagian besar negara anggota PBB telah menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.

Namun, ada pula sejumlah negara yang sampai sekarang tidak atau belum mengakui Israel. Umumnya, negara-negara ini berasal dari kawasan Timur Tengah, Afrika, maupun Asia, yang secara historis memiliki ikatan politik dan solidaritas terhadap perjuangan Palestina. Beberapa di antaranya adalah Arab Saudi, Irak, Iran, Pakistan, Bangladesh, dan Malaysia.

Ketidakmauan negara-negara tersebut mengakui Israel umumnya didasarkan pada sikap politik terhadap pendudukan wilayah Palestina serta tuntutan agar solusi dua negara benar-benar diwujudkan terlebih dahulu.

Selain soal pengakuan formal, terdapat pula isu terkait klaim kedaulatan Israel atas wilayah yang masih diperdebatkan secara hukum internasional. Salah satunya adalah Dataran Tinggi Golan (Golan Heights) yang direbut Israel dari Suriah pada 1967.

Amerika Serikat di bawah pemerintahan Donald Trump pada 2019 menjadi satu-satunya negara besar yang secara resmi mengakui Golan sebagai bagian dari Israel. Keputusan ini menuai kontroversi karena mayoritas negara anggota PBB menilai wilayah tersebut tetap sah sebagai bagian dari Suriah sesuai resolusi Dewan Keamanan PBB.

Meski begitu, kasus Golan menunjukkan bagaimana isu pengakuan kedaulatan Israel bukan lagi soal eksistensi negaranya, melainkan soal batas wilayah dan legitimasi hukum internasional.

Jika dibandingkan, sorotan dunia internasional belakangan ini jauh lebih besar tertuju pada pengakuan terhadap Palestina ketimbang Israel. Hal ini wajar, karena Israel sudah lama diakui dan memiliki hubungan diplomatik dengan sebagian besar negara besar, termasuk Amerika Serikat, negara-negara Uni Eropa, serta banyak negara di Asia dan Afrika.

Sementara itu, Palestina masih berjuang keras untuk mendapatkan pengakuan luas sebagai negara berdaulat penuh. Saat ini, lebih dari 140 negara anggota PBB telah mengakui Palestina, tetapi masih ada sejumlah negara besar, termasuk Amerika Serikat, yang belum mengambil langkah tersebut.

Di forum PBB, setiap pengakuan baru terhadap Palestina dianggap sebagai kemenangan diplomasi yang penting. Semakin banyak negara yang memberikan pengakuan, semakin besar pula peluang Palestina untuk memperkuat posisinya dalam diplomasi internasional.

Tren terbaru ini memperlihatkan betapa dinamisnya politik internasional terkait konflik Israel-Palestina. Di satu sisi, Israel tetap menjadi negara yang eksistensinya sudah mapan dan tidak diragukan di PBB. Namun, di sisi lain, Palestina sedang mengalami peningkatan dukungan diplomatik yang bisa memengaruhi arah politik global ke depan.

Tantangan terbesar adalah bagaimana mengubah dukungan simbolis menjadi langkah nyata menuju perundingan damai. Selama konflik dan pendudukan wilayah masih berlanjut, pengakuan diplomatik semata tidak akan cukup membawa perubahan signifikan di lapangan.

PBB sendiri melalui berbagai resolusi terus menekankan pentingnya penyelesaian konflik berdasarkan hukum internasional dan penghormatan terhadap hak-hak kedua bangsa. Namun, implementasi resolusi itu selalu terganjal oleh ketidakpercayaan, konflik bersenjata, dan tarik menarik kepentingan politik global.

Dengan demikian, saat ini tidak ada kabar terbaru bahwa ada negara baru yang mengakui Israel di PBB, karena pengakuan terhadap Israel sudah bersifat mapan sejak lama. Yang justru berkembang adalah arus dukungan baru terhadap Palestina, yang semakin kuat di Eropa dan didukung banyak negara lain di dunia.

Isu ini menegaskan bahwa diplomasi internasional masih sangat hidup dan penuh dinamika. Bagi Palestina, setiap pengakuan baru adalah langkah maju menuju kedaulatan penuh. Sedangkan bagi Israel, tantangan yang dihadapi lebih banyak terkait legitimasi atas wilayah sengketa dan bagaimana menjaga hubungan baik dengan negara-negara yang masih menolak mengakuinya.

Leave a reply