Diplomat Kemlu Ditemukan Tewas di Kamar Kos, Polisi Lakukan Penyelidikan Mendalam

0
36

Jakarta, 8 Juli 2025 — Suasana duka menyelimuti Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia setelah seorang diplomat muda berbakat mereka, Arya Daru Pangayunan (39), ditemukan meninggal dunia di sebuah kamar kos di kawasan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat. Kejadian ini sontak mengejutkan rekan-rekan seprofesinya, karena Arya dikenal sebagai sosok pekerja keras dan berdedikasi dalam menjalankan tugas perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri.

Jenazah Arya ditemukan pada Selasa pagi, 8 Juli 2025, sekitar pukul 08.00 WIB. Penemuan berawal dari kekhawatiran sang istri yang tak berhasil menghubungi Arya sejak malam sebelumnya. Ia lalu meminta bantuan pihak kos dan penjaga untuk membuka pintu kamar suaminya. Saat pintu berhasil dibuka secara paksa, mereka menemukan Arya dalam keadaan tak bernyawa dengan kepala yang terlilit lakban.

Kondisi kamar terkunci dari dalam, dan tidak ada tanda-tanda kekerasan lain di bagian luar. Namun, temuan lakban menimbulkan dugaan bahwa kematian Arya bukan disebabkan oleh faktor alami, melainkan berpotensi berkaitan dengan tindakan kekerasan atau unsur kriminal.

Jenazah langsung dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk dilakukan autopsi dan investigasi lebih lanjut. Pihak kepolisian Jakarta Pusat saat ini sedang melakukan penyelidikan mendalam, termasuk memeriksa CCTV di sekitar lokasi, saksi di tempat kos, serta rekan kerja korban.

Arya bukan nama asing di lingkungan Kemlu. Ia adalah diplomat muda dengan rekam jejak yang mengesankan. Sebelum bertugas di Jakarta sebagai staf fungsional di Direktorat Perlindungan WNI, Arya pernah ditugaskan di berbagai pos strategis, seperti KBRI Dili (Timor Leste) dan KBRI Buenos Aires (Argentina).

Lulusan Universitas Gadjah Mada ini dikenal sangat aktif dan berdedikasi tinggi dalam menangani berbagai kasus perlindungan WNI, termasuk membantu pekerja migran yang menghadapi persoalan hukum di luar negeri. Rekan-rekannya mengenang Arya sebagai sosok yang ramah, cerdas, dan penuh semangat dalam membela hak-hak warga negara.

Dalam pernyataan resminya, Juru Bicara Kemlu Rolliansyah Soemirat mengonfirmasi bahwa korban adalah bagian dari keluarga besar Kemlu. Pihak kementerian menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga dan mengaku sangat kehilangan sosok Arya.

Kemlu juga menyatakan bahwa mereka telah berkoordinasi penuh dengan aparat kepolisian untuk mengusut penyebab kematian Arya. Selain itu, Kemlu akan memberikan dukungan psikologis dan logistik kepada istri dan dua anak korban yang ditinggalkan.

Kepolisian masih merahasiakan hasil awal autopsi dan penyelidikan. Namun, sumber di kepolisian menyebut bahwa ditemukan sejumlah barang pribadi korban yang masih utuh di lokasi kejadian, termasuk laptop dan dokumen diplomatik, yang kini turut diamankan sebagai barang bukti.

Belum diketahui apakah kematian Arya berkaitan dengan tugas diplomatik yang ia jalankan atau motif lain di luar pekerjaan. Pihak RS Polri Kramat Jati dipastikan akan merilis hasil autopsi dalam waktu dekat.

Kematian mendadak Arya Daru Pangayunan telah memantik respons dari berbagai kalangan, mulai dari diplomat senior, alumni UGM, hingga aktivis HAM. Banyak yang mendesak agar penyelidikan dilakukan secara transparan dan tuntas, mengingat posisi Arya sebagai pejabat publik yang menangani isu-isu sensitif.

Di media sosial, ucapan duka dan doa membanjiri linimasa, disertai harapan agar keadilan ditegakkan dan keluarga korban memperoleh kejelasan atas tragedi yang terjadi.

Leave a reply