dr. Benjamin: Kepuasan 78% Bukti Prabowo Fokus Penuh Melayani Masyarakat

Anggota Fraksi Gerindra, dr. Benjamin
SURABAYA| BERITA ADIKARA– Anggota Fraksi Gerindra, dr. Benjamin, menegaskan bahwa tingkat kepuasan publik terhadap Prabowo Subianto yang mencapai 78% merupakan cerminan dari fokus penuh untuk melayani dan mengabdi kepada masyarakat. Menurutnya, dedikasi tersebut membuat perjuangan Prabowo untuk rakyat tidak perlu diragukan lagi.
“Beliau (Prabowo) tinggal melayani, mengabdi pada masyarakat sampai sisa kehidupannya. Jadi beliau gak usah diragukan lagi kalau untuk perjuang rakyat,” ujar dr. Benjamin.
Ia menambahkan, fokus pengabdian ini juga terlihat dari keluarganya, di mana putranya yang berprofesi sebagai desainer di Perancis juga memiliki orientasi yang sama.
“Jadi mereka memang fokus sungguh-sungguh untuk melayani masyarakat,” tambahnya.
Tingginya kepercayaan publik ini, lanjut dr. Benjamin, berimbas positif pada Partai Gerindra. “Jadi tidak heran kalau kepuasan Pak Prabowo sampailah pada nilai 78%. Tidak heran juga Gerindra ini sekarang jadi nomor satu. Kenapa? Karena ya masyarakat bisa menilai bahwa pimpinan di Gerindra, Pak Prabowo, sangat-sangat fokus untuk melayani masyarakat,” jelasnya.
dr. Benjamin juga menyampaikan harapan dan doa untuk kesehatan Prabowo agar dapat terus melanjutkan tugas-tugasnya. Ia bahkan mengutip pernyataan Prabowo dalam sebuah Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) mengenai kemungkinan melanjutkan kepemimpinan.
“Bapak dalam Rakornas itu sempat ngomong bahwa ‘Saya tidak usah digomongin dua periode. Tetapi kalau saya sudah buktikan saya bisa berhasil dalam satu periode, maka demi rakyat…
Saya tidak masalah kalau harus melanjutkan lagi’,” tutur dr. Benjamin. “Kita doakan kesehatan Bapak supaya berjalan baik, nah program-program itu bisa berjalan baik.”
Meskipun demikian, dr. Benjamin menyoroti perlunya evaluasi dalam pelaksanaan program di lapangan. Menurutnya, banyak program yang secara sistematis sudah dirancang dengan baik, namun menghadapi kendala teknis saat implementasi.
“Kadang-kadang program ini dibuat bagus. Sistematisnya sudah bagus. Di lapangan ini yang terjadi error-error dikit,” katanya, mencontohkan program seperti MPG dan sekolah rakyat.
“Inilah perlu dievaluasi atau dikuatkan lagi SOP-nya. Supaya jangan satu nilai titik merusak susu sebelanga.”
Menutup penjelasannya terkait program MPG, dr. Benjamin menekankan pentingnya intervensi program tersebut yang dimulai sejak masa kehamilan untuk menjamin kesehatan balita dan remaja di masa depan. “MPG itu menekal dari ibu hamil. Jadi mulai konsepsi, mulai adanya pembuahan,” pungkasnya.










