Drama di Bernabéu: Real Madrid Taklukkan Barcelona dalam El Clásico Penuh Emosi

0
56
https://beritaadikara.com/drama-di-bernabeu-real-madrid-taklukkan-barcelona-dalam-el-clasico-penuh-emosi/

Madrid | Berita Adikara — Pertemuan dua raksasa sepak bola Spanyol, Real Madrid dan FC Barcelona, kembali menghadirkan drama besar di Santiago Bernabéu pada Minggu malam, 26 Oktober 2025. Dalam duel bertajuk El Clásico yang selalu sarat gengsi itu, Real Madrid berhasil menundukkan rival abadinya dengan skor 2–1. Laga ini bukan sekadar pertandingan, tetapi pertarungan dua filosofi, dua identitas, dan dua kekuatan besar yang saling menguji batas.

Sejak peluit pertama dibunyikan, atmosfer di Bernabéu terasa membara. Suporter Los Blancos yang memenuhi stadion dengan bendera putih menciptakan suasana menegangkan. Real Madrid, di bawah arahan pelatih Xabi Alonso, langsung mengambil inisiatif serangan dengan tempo tinggi. Kylian Mbappé dan Vinícius Júnior bergantian meneror lini belakang Barcelona lewat kecepatan dan kombinasi umpan cepat.

Namun, Barcelona juga tidak tinggal diam. Pasukan Xavi Hernández mencoba mengendalikan permainan lewat penguasaan bola yang rapi. Trio lini tengah mereka — Pedri, Frenkie de Jong, dan Gavi — berupaya menjaga ritme permainan sambil sesekali melancarkan pressing ketat ke jantung pertahanan Madrid.

Pada menit ke-20, kontroversi pertama terjadi ketika Madrid sempat mendapat hadiah penalti setelah Vinícius Júnior dijatuhkan di kotak terlarang. Namun, setelah tinjauan VAR, wasit membatalkan keputusan tersebut karena kontak dinilai terlalu ringan. Meski demikian, momen itu memanaskan suasana di lapangan.

Tekanan Madrid akhirnya membuahkan hasil pada menit ke-22. Kylian Mbappé membuka keunggulan setelah menerima umpan terobosan dari Vinícius Júnior. Dengan ketenangan khasnya, pemain asal Prancis itu menaklukkan kiper Wojciech Szczęsny dengan sepakan keras ke sudut kanan gawang. Gol tersebut memecah kebuntuan sekaligus memantik sorakan gemuruh dari tribun Bernabéu.

Barcelona sempat bangkit. Lima belas menit berselang, Fermín López berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1–1 setelah memanfaatkan kesalahan umpan dari bek Madrid. Tendangannya yang melengkung ke tiang jauh tak mampu dijangkau kiper Thibaut Courtois. Gol itu menegaskan bahwa Barcelona masih memiliki mental juang tinggi meski sempat ditekan.

Namun, Madrid kembali unggul sebelum turun minum. Jude Bellingham, gelandang muda asal Inggris yang tampil impresif musim ini, mencetak gol kedua bagi Los Blancos pada menit ke-43. Berawal dari umpan Vinícius Júnior di sisi kiri, Bellingham dengan cermat menempatkan bola ke pojok gawang, membuat Szczęsny hanya bisa terpaku.

Gol itu menjadi simbol keunggulan Madrid: efektif, tajam, dan penuh determinasi.

Memasuki babak kedua, Barcelona berupaya meningkatkan intensitas permainan. Mereka menekan lebih tinggi, mencoba mengejar ketertinggalan. Beberapa peluang tercipta, termasuk sundulan Raphinha yang masih melambung di atas mistar. Namun, Real Madrid tetap berbahaya lewat serangan balik cepat yang dipimpin Mbappé dan Bellingham.

Pada menit ke-68, Madrid kembali mendapat peluang emas setelah Bellingham dijatuhkan di kotak penalti. Namun, penalti yang dieksekusi Mbappé berhasil digagalkan Szczęsny, yang tampil gemilang malam itu. Penyelamatan tersebut sempat membangkitkan semangat tim tamu, tetapi tak cukup untuk mengubah jalannya pertandingan.

Drama semakin memuncak di menit-menit akhir. Pedri mendapat kartu kuning kedua setelah melakukan pelanggaran keras terhadap Luka Modrić, membuat Barcelona harus bermain dengan 10 orang di sisa waktu. Keadaan itu membuat upaya Blaugrana untuk menyamakan kedudukan semakin sulit.

Ketika peluit panjang dibunyikan, skor 2–1 bertahan untuk keunggulan Real Madrid. Para pemain dan pendukung Los Blancos merayakan kemenangan penuh emosi, sementara wajah kecewa terpancar dari kubu Barcelona yang gagal mempertahankan momentum.

Bagi Real Madrid, kemenangan ini sangat berarti. Selain memperlebar jarak lima poin dari Barcelona di puncak klasemen La Liga, hasil ini juga mengakhiri rekor buruk empat kekalahan beruntun dari rivalnya di ajang yang sama. Bagi pelatih Xabi Alonso, ini adalah kemenangan El Clásico pertamanya sejak mengambil alih kursi kepelatihan awal musim lalu.

“Kami bermain dengan disiplin tinggi dan mental baja. Para pemain menunjukkan karakter juara,” ujar Alonso seusai pertandingan. Ia juga memuji peran Bellingham dan Mbappé yang menurutnya menjadi pembeda dalam laga dengan tensi tinggi seperti ini.

Di sisi lain, Xavi Hernández mengakui timnya kalah efisien. “Kami menguasai bola, tetapi Madrid lebih efektif dalam memanfaatkan peluang,” katanya dalam konferensi pers. Ia juga menyoroti kartu merah Pedri yang dianggap merusak ritme permainan.

Barcelona kini harus segera bangkit jika tidak ingin tertinggal dalam perburuan gelar. Dengan selisih lima poin, setiap pertandingan berikutnya akan menjadi final kecil bagi Blaugrana.

Laga ini sekali lagi membuktikan bahwa El Clásico bukan sekadar pertandingan sepak bola — ia adalah panggung rivalitas, kebanggaan, dan sejarah. Dari aksi gemilang Mbappé dan Bellingham hingga perjuangan tak kenal lelah Barcelona, semua menjadi bagian dari kisah abadi dua klub terbesar dunia.

Real Madrid mungkin memenangkan pertandingan, tetapi dunia sepak bola-lah yang kembali diingatkan betapa magisnya El Clásico — laga yang selalu mengguncang hati para penggemar di seluruh dunia.

Leave a reply