Eskalasi Baru: Israel Lancarkan Serangan ke Sejumlah Negara, Ketegangan Regional Memuncak

0
112
https://beritaadikara.com/eskalasi-baru-israel-lancarkan-serangan-ke-sejumlah-negara-ketegangan-regional-memuncak/

9–10 September 2025 menjadi periode yang mencatatkan eskalasi konflik paling serius di Timur Tengah dalam beberapa bulan terakhir. Israel, yang sebelumnya fokus melancarkan operasi militer terhadap Gaza dan kelompok Hizbullah di Lebanon, kini memperluas jangkauan serangannya hingga ke berbagai negara lain. Qatar, Lebanon, Suriah, dan Tunisia masuk dalam daftar wilayah yang terkena imbas serangan, sehingga konflik ini berubah dari skala lokal menjadi masalah regional yang lebih kompleks.

Serangan udara Israel di ibu kota Qatar, Doha, menjadi perhatian utama dunia. Untuk pertama kalinya Israel berani melakukan operasi militer di wilayah Teluk, dengan target markas politik Hamas. Dalam serangan tersebut, lima orang dilaporkan tewas, termasuk anak dari negosiator Hamas, Khalil al-Hayya, serta seorang petugas keamanan Qatar. Gedung-gedung yang menjadi pusat kegiatan Hamas mengalami kerusakan parah, meski tokoh utama yang menjadi sasaran berhasil selamat.

Langkah Israel ini dianggap tidak hanya melanggar kedaulatan negara Qatar, tetapi juga menghantam langsung proses diplomasi gencatan senjata yang selama ini dimediasi oleh Doha. Negara-negara seperti Turki, India, dan beberapa anggota Dewan Keamanan PBB langsung melayangkan kecaman keras. Bahkan Amerika Serikat—sekutu dekat Israel—menyampaikan keprihatinan mendalam dan menilai langkah tersebut dapat menggagalkan seluruh proses diplomasi yang sedang berlangsung.

Selain Qatar, serangan Israel juga terus menyasar wilayah perbatasan Lebanon dan Suriah. Target utama berupa gudang senjata dan pos-pos militer yang diduga digunakan Hizbullah untuk menyuplai serangan balasan ke wilayah Israel. Intensitas serangan udara di Lembah Beqaa serta pinggiran Beirut telah menghancurkan sejumlah pemukiman warga. Puluhan korban jiwa, sebagian besar warga sipil, dilaporkan meninggal dunia akibat operasi militer ini.

Meski serangan ke Lebanon dan Suriah bukanlah hal baru, frekuensinya yang semakin sering menunjukkan pola eskalasi. Israel tampak ingin memastikan bahwa tidak ada kelompok militan yang mampu mengembangkan basis kekuatan di perbatasan utara. Namun, dampaknya terhadap warga sipil membuat citra Israel semakin memburuk di mata komunitas internasional.

Gelombang serangan juga merambah Afrika Utara, tepatnya di Tunisia. Dua kali berturut-turut, kapal bantuan kemanusiaan yang tengah bersandar di pelabuhan Sidi Bou Said menjadi sasaran drone yang diduga milik Israel. Kapal berbendera Inggris yang tergabung dalam misi flotilla internasional mengalami kerusakan signifikan, meski beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.

Organisasi Global Sumud Flotilla menuding Israel sengaja menyerang untuk menghalangi jalur distribusi bantuan kemanusiaan ke Gaza. Serangan tersebut menimbulkan kekhawatiran besar di kalangan aktivis kemanusiaan, karena dapat menjadi preseden buruk terhadap keselamatan misi kemanusiaan di masa depan.

Dalam kurun waktu satu minggu, Israel telah memperluas operasi militernya hingga melintasi empat negara. Aksi tersebut menandai pergeseran besar: dari konflik terbatas melawan Hamas di Gaza, menjadi konfrontasi multi-front yang menyentuh berbagai wilayah Timur Tengah.

Banyak pihak menilai langkah ini sebagai strategi Israel untuk menekan kelompok perlawanan dari berbagai sisi sekaligus. Namun di sisi lain, serangan lintas batas justru memperkuat anggapan bahwa Israel kini semakin terisolasi di panggung internasional.

  1. Geopolitik Teluk Terancam
    Serangan ke Qatar mengancam stabilitas kawasan Teluk. Negara-negara tetangga kini lebih waspada, karena takut wilayah mereka juga dijadikan sasaran operasi Israel.
  2. Kecaman Internasional
    PBB, negara-negara Teluk, hingga kekuatan besar seperti India dan Turki menyuarakan kritik keras. Banyak pihak menilai serangan Israel melanggar hukum internasional karena menyerang wilayah negara berdaulat.
  3. Krisis Kemanusiaan Meningkat
    Penyerangan kapal flotilla di Tunisia menimbulkan kekhawatiran serius terhadap akses bantuan bagi warga Gaza. Jika jalur distribusi terus diganggu, kondisi kemanusiaan bisa semakin parah.
  4. Ketegangan Regional Meluas
    Konflik yang tadinya terbatas kini berpotensi menyeret lebih banyak negara ke dalam lingkaran krisis. Risiko perang regional terbuka semakin besar.

Serangkaian serangan Israel ke Qatar, Lebanon, Suriah, dan Tunisia dalam waktu singkat menunjukkan perubahan signifikan dalam pola konflik di Timur Tengah. Tindakan ini bukan sekadar operasi militer, tetapi juga pesan politik yang menunjukkan ambisi Israel untuk menghancurkan basis perlawanan di berbagai tempat.

Namun, dampaknya justru menimbulkan konsekuensi sebaliknya: isolasi internasional, kemarahan negara-negara tetangga, serta ancaman runtuhnya proses diplomasi yang sedang berjalan. Dunia kini menghadapi tantangan berat untuk menahan agar konflik ini tidak meluas menjadi perang regional yang lebih destruktif.

Leave a reply