Gunung Semeru Kembali Erupsi, Kolom Abu Menjulang Hingga 1 Kilometer

Gunung Semeru Kembali Erupsi, Kolom Abu Menjulang Hingga 1 Kilometer
Lumajang, Jawa Timur — Aktivitas vulkanik Gunung Semeru kembali meningkat pada Senin, 25 Agustus 2025. Gunung tertinggi di Pulau Jawa itu tercatat dua kali meletus dalam kurun waktu hanya beberapa jam, masing-masing pada pagi dan menjelang siang hari. Letusan tersebut memunculkan kolom abu setinggi 700 meter hingga 1 kilometer di atas puncak Mahameru, memperlihatkan adanya gejala intensif dari aktivitas vulkanik gunung yang berstatus Waspada (Level II) tersebut.
Erupsi pertama terjadi sekitar pukul 06.00 WIB. Letusan itu menghasilkan kolom abu berwarna putih hingga kelabu setinggi sekitar 700 meter di atas puncak atau 4.376 meter di atas permukaan laut. Awan erupsi tampak jelas membubung ke arah barat hingga barat laut. Berdasarkan catatan seismograf, erupsi berlangsung selama kurang lebih 116 detik dengan amplitudo maksimum mencapai 22 mm.
Belum genap tiga jam berselang, pada pukul 09.14 WIB, Semeru kembali mengeluarkan letusan yang lebih besar. Kali ini, kolom abu membubung hingga 1.000 meter di atas puncak gunung. Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Semeru di Gunung Sawur, Lumajang, melaporkan bahwa erupsi kedua berlangsung lebih intensif dan menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik yang cukup signifikan dibandingkan erupsi pertama.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) segera merilis imbauan agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan. PVMBG menetapkan radius 8 kilometer dari puncak di sektor tenggara sebagai zona berbahaya. Selain itu, warga juga dilarang melakukan aktivitas dalam jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang jalur aliran lava, khususnya di Besuk Kobokan, yang menjadi jalur utama luncuran awan panas dan material vulkanik.
PVMBG menegaskan bahwa area dalam radius 3 kilometer dari kawah juga harus dihindari karena berpotensi terkena lontaran batu pijar maupun awan panas guguran. Wisatawan, pendaki, maupun warga sekitar diminta mematuhi seluruh instruksi demi keselamatan. Hingga kini, status Gunung Semeru masih berada pada Level II (Waspada) dan belum dinaikkan ke level lebih tinggi.
Catatan mingguan menunjukkan bahwa aktivitas Gunung Semeru memang terus meningkat dalam beberapa waktu terakhir. Dalam sepekan terakhir saja, Semeru dilaporkan sudah meletus sebanyak 28 kali. Seismograf mencatat 42 gempa letusan dengan durasi antara 49 hingga 189 detik. Angka ini menandakan bahwa Semeru termasuk salah satu gunung api paling aktif di Indonesia sepanjang tahun 2025.
Data tersebut memperlihatkan bahwa aktivitas vulkanik Semeru bukanlah peristiwa yang tiba-tiba. PVMBG terus melakukan pemantauan intensif dan menegaskan bahwa setiap letusan yang terjadi harus menjadi peringatan serius bagi masyarakat sekitar agar tidak abai terhadap potensi bahaya.
Sejauh ini, erupsi Semeru pada hari ini belum menimbulkan korban jiwa maupun kerugian material besar. Meski demikian, masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana tetap merasakan kekhawatiran. Beberapa desa di sekitar lereng melaporkan hujan abu tipis yang membuat warga harus menggunakan masker ketika beraktivitas di luar rumah.
Warga juga sudah terbiasa dengan imbauan petugas untuk selalu siaga menghadapi potensi awan panas guguran. Aparat desa bersama relawan kebencanaan aktif menyosialisasikan jalur evakuasi serta mengingatkan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas di sekitar aliran sungai yang berhulu di Semeru.
Erupsi Gunung Semeru kali ini kembali menjadi pengingat bahwa Indonesia berada di jalur cincin api Pasifik yang rawan aktivitas vulkanik. Sebagai gunung tertinggi di Jawa dengan ketinggian 3.676 meter, Semeru memiliki sejarah panjang letusan yang kerap menimbulkan dampak serius. Oleh karena itu, disiplin masyarakat dalam mematuhi zona bahaya sangat menentukan keselamatan bersama.
Pemerintah daerah Lumajang bersama PVMBG dan BNPB akan terus memantau perkembangan aktivitas Semeru dan siap melakukan langkah evakuasi apabila erupsi semakin membesar. Sementara itu, masyarakat diimbau untuk tetap tenang, tidak mudah terprovokasi kabar bohong, dan mengandalkan informasi resmi dari pihak berwenang.
Dengan dua kali erupsi besar hanya dalam satu hari, aktivitas Gunung Semeru diperkirakan masih fluktuatif dalam beberapa waktu ke depan. Kewaspadaan penuh, disiplin menjaga jarak aman, serta kesiapsiagaan evakuasi menjadi kunci utama untuk meminimalisir risiko bencana yang mungkin timbul dari gunung yang dijuluki Mahameru ini.