HUT ke-80 Provinsi Jawa Timur, Dr. Puguh Wiji Pamungkas, MM, Tanggapan Terkait Refleksi Pencapaian dan Tantangan Kesejahteraan di Tengah Realitas Statistik

Dr. Puguh menekankan bahwa isu pembangunan dan ketimpangan antar wilayah serta potret Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
SURABAYA | BERITA ADIKARA – Menyongsong peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Provinsi Jawa Timur, Dr. Puguh Wiji Pamungkas, MM, dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyoroti sejumlah tantangan fundamental yang masih perlu menjadi perhatian serius pemerintah di tengah data pencapaian yang ada.,Menurutnya data statistik seringkali belum sepenuhnya merefleksikan realitas yang dirasakan oleh masyarakat di lapisan bawah.
“Data statistik itu belum tentu menjadikan sebuah hal yang final. Seringkali, apa yang tersaji dalam angka belum disadari sepenuhnya oleh pemerintah sebagai cerminan kondisi lapangan yang sesungguhnya,” ujar Dr. Puguh.
Dr. Puguh menekankan bahwa isu pembangunan dan ketimpangan antar wilayah serta potret Indeks Pembangunan Manusia (IPM) memerlukan tinjauan prospektif yang lebih mendalam. Ia menilai, data makro harus diimbangi dengan observasi langsung terhadap kondisi masyarakat.
Salah satu realitas yang paling mendesak, menurutnya, adalah kesulitan mencari pekerjaan yang masih dialami oleh banyak warga.
“Kenyataannya hari ini, masyarakat di segmen pengangguran terbuka masih sangat banyak sekali yang susah mencari pekerjaan. Ini adalah fakta lapangan yang harus menjadi perhatian utama,” tegasnya.
Meskipun Jawa Timur tercatat sebagai provinsi dengan jumlah sekolah rakyat terbanyak di Indonesia, yakni 26 sekolah, Dr. Puguh memandang hal ini belum menjadi solusi tuntas untuk mobilitas sosial.
“Kita patut mengapresiasi kehadiran sekolah rakyat. Tapi pada faktanya, kita perlu bertanya apakah ini cukup untuk melakukan transformasi sosial dari masyarakat kelas bawah untuk dinaikkan taraf hidupnya secara signifikan,” jelasnya.
Ia berpendapat bahwa di momen perayaan usia ke-80 ini, Pemerintah Provinsi Jawa Timur perlu melakukan refleksi mendalam untuk memastikan bahwa program pembangunan dan pemulihan benar-benar menyentuh akar permasalahan dan dirasakan manfaatnya oleh seluruh lapisan masyarakat, terutama mereka yang paling membutuhkan.