Ketua Fraksi NasDem DPRD Jatim Soroti Framing Negatif Pesantren oleh Trans7 di Hari Santri

0
20
https://beritaadikara.com/ketua-fraksi-nas…7-di-hari-santri/

Surabaya | BERITA ADIKARA – Di tengah peringatan Hari Santri Nasional, KH. Nasih Aschal, Ketua Fraksi NasDem DPRD Jawa Timur, menyampaikan kritik tajam terhadap framing negatif yang dilakukan oleh stasiun televisi Trans7 terhadap komunitas santri dan pesantren.

Menurutnya, tayangan tersebut telah melukai hati para santri dari berbagai wilayah dan mengubah persepsi masyarakat secara tidak adil.

Dalam pidatonya pada acara take-off Hari Santri, KH. Nasih Aschal menekankan pentingnya menjaga keteguhan dan istiqomah di jalan perjuangan para masyayikh dan kiai, meskipun menghadapi berbagai tantangan.

“Apapun yang terjadi pada dunia pesantren haruslah membuat kita bisa tegak lurus, istiqomah untuk terus berada di jalan perjuangan para masyayikh, para kiai,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa sikap bijaksana diperlukan dalam menyikapi insiden ini, termasuk kemungkinan boikot atau penolakan keras terhadap framing tersebut. Namun, KH. Nasih Aschal menegaskan bahwa upaya perbaikan citra pesantren harus menjadi prioritas utama.

“Kalau kita mengatakan bahwa kita memboykot, kalau kita mengatakan bahwa kita menolak keras apa yang sudah diframing, itu artinya bahwa harus ada upaya untuk memperbaiki citra pesantren yang dengan tayangan beberapa menit ini kemudian berubahlah persepsi masyarakat tentang pesantren,” katanya.

Lebih lanjut, narasumber menuntut agar Trans7 tidak hanya meminta maaf, melainkan juga secara aktif memulihkan nama baik pesantren dan para kiai melalui tayangan yang menyoroti nilai-nilai kebaikan yang diajarkan di pesantren.

“Permintaan maaf itu kami anggap tidak cukup karena kalau hanya minta maaf itu bisa terulang kembali, tetapi kalau minta maaf disertai dengan upaya untuk membenah, upaya untuk memperbaiki, serta upaya untuk ikut mencitrakan pesantren ini selayaknya seperti halnya telah diperjuangkan oleh para masyarakat,” tegas KH. Nasih Aschal.

Ia juga mengingatkan bahwa pengakuan Hari Santri oleh negara didasarkan pada peran historis santri yang tak terbantahkan. “Bahwa hari santri itu diakui oleh negeri karena peran besar santri itu tidak bisa ditolak oleh sejarah apapun. Maka jangan sampai itu dirubah hanya karena framing-framing sesaat ini,” pungkasnya.

Pernyataan ini disampaikan di tengah euforia peringatan Hari Santri Nasional pada 22 Oktober, yang tahun ini mengusung tema penguatan peran santri dalam pembangunan bangsa.

KH. Nasih Aschal berharap agar seluruh pihak, termasuk media, turut berkontribusi dalam menjaga citra positif pesantren sebagai pusat pendidikan karakter dan keagamaan di Indonesia.

Leave a reply