Korban Jiwa Bencana Banjir dan Longsor Sumatera Barat Terus Bertambah, Upaya Pencarian Diperluas

Korban Jiwa Bencana Banjir dan Longsor Sumatera Barat Terus Bertambah, Upaya Pencarian Diperluas
Sumatera Barat | Berita Adikara — masih berada dalam situasi darurat setelah banjir bandang dan longsor besar yang melanda sejumlah kabupaten sejak akhir November. Hingga awal Desember 2025, data terbaru dari instansi penanggulangan bencana menunjukkan angka korban jiwa terus meningkat seiring tim penyelamat menemukan lebih banyak jenazah di area terpencil yang sebelumnya terisolasi.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan bahwa total korban meninggal akibat bencana besar yang melanda beberapa provinsi di Sumatra telah mencapai lebih dari 800 jiwa, sementara ratusan lainnya masih dinyatakan hilang. Dari angka tersebut, Sumatera Barat menjadi salah satu wilayah dengan dampak terparah, di mana jumlah korban meninggal yang telah terkonfirmasi mencapai 196 orang. Selain itu, sekitar 117 warga masih dilaporkan hilang, dan pencarian terus dilakukan setiap hari.
Meski tim gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, relawan, dan BPBD telah berada di lapangan sejak hari pertama, medan sulit dan cuaca yang tidak menentu membuat proses evakuasi berjalan lambat. Banyak desa terputus dari akses darat akibat tertimbun material longsor, jembatan putus, serta sungai yang meluap dengan arus deras. Tim penyelamat bahkan harus menggunakan perahu karet atau berjalan kaki menembus lumpur setinggi pinggang untuk mencapai lokasi-lokasi terdampak.
Di beberapa titik bencana, terjangan banjir bandang begitu dahsyat hingga menyapu rumah warga, kendaraan, serta fasilitas umum seperti sekolah dan tempat ibadah. Warga yang selamat kini memilih mengungsi ke pos-pos darurat. Mereka mengaku masih trauma dengan suara gemuruh air dan longsoran yang terjadi secara tiba-tiba di malam hari.
Kebutuhan pengungsi pun semakin mendesak, terutama makanan siap saji, air bersih, obat-obatan, pakaian hangat, serta selimut untuk anak-anak dan lansia. Di beberapa daerah, kondisi pengungsian dilaporkan mengalami kekurangan pasokan akibat jalur distribusi yang terhambat. Tenaga medis juga mengingatkan potensi munculnya penyakit pasca-banjir seperti diare, infeksi kulit, dan ISPA jika penanganan kesehatan tidak segera diperkuat.
Melihat besarnya dampak, sejumlah tokoh masyarakat, anggota legislatif daerah, hingga akademisi di Sumatera Barat mendorong pemerintah pusat menetapkan bencana ini sebagai bencana nasional. Mereka menilai skala kerusakan, jumlah korban, serta luasnya wilayah terdampak sudah memenuhi kategori darurat besar yang memerlukan intervensi nasional secara menyeluruh.
Selain itu, berbagai pihak menyoroti faktor penyebab bencana yang diperparah kondisi lingkungan. Penggundulan hutan, alih fungsi lahan, dan lemahnya pengawasan aktivitas pertambangan dianggap menjadi pemicu utama rentannya daerah di sepanjang bukit dan lereng terhadap longsor. Para aktivis lingkungan mengingatkan bahwa bencana ini seharusnya menjadi peringatan untuk memperbaiki tata kelola ruang dan sumber daya alam ke depan.
Pemerintah pusat menyatakan telah mengerahkan bantuan tambahan berupa logistik, heli water bombing, tenda pengungsian besar, dan dukungan personel SAR. BNPB juga telah menyalurkan dana siap pakai untuk mempercepat operasi pencarian serta pemulihan tahap awal. Namun, mereka mengakui bahwa kondisi lapangan masih menjadi tantangan terbesar, terutama di wilayah perbukitan yang rawan longsor susulan.
Pemerintah daerah bersama aparat gabungan kini memfokuskan tiga hal:
- Mempercepat pencarian korban hilang, terutama di desa-desa yang masih tertutup material longsor.
- Menjamin pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi, termasuk medis dan logistik.
- Memperbaiki akses darurat, agar bantuan dapat menjangkau seluruh titik terdampak tanpa hambatan.
Di sisi lain, hujan yang masih turun dalam intensitas sedang hingga lebat di beberapa kabupaten membuat warga diminta tetap waspada. BPBD telah memperingatkan kemungkinan banjir susulan serta pergerakan tanah akibat kondisi tanah yang masih jenuh air.
Bencana banjir dan longsor di Sumatera Barat tahun ini menjadi salah satu yang paling mematikan dalam satu dekade terakhir. Dengan korban meninggal mencapai ratusan jiwa dan ratusan lainnya masih hilang, situasi di lapangan masih jauh dari pulih. Para penyelamat tetap bekerja siang dan malam untuk menemukan korban yang belum terdeteksi, sementara pemerintah dan masyarakat berharap kondisi cuaca membaik agar proses penanganan dapat berjalan lebih cepat.










