Kunjungan Presiden Prabowo ke China: Diplomasi Strategis di Tengah Krisis Domestik

0
23
https://beritaadikara.com/kunjungan-presiden-prabowo-ke-china-diplomasi-strategis-di-tengah-krisis-domestik/

Jakarta, September 2025 — Di tengah gelombang unjuk rasa yang masih mengguncang berbagai kota besar di Indonesia, Presiden Prabowo Subianto tetap melanjutkan agendanya untuk berkunjung ke Beijing, China, menghadiri peringatan Victory Day sekaligus memperkuat kerja sama bilateral kedua negara. Keputusan ini memunculkan pro dan kontra di tanah air, terutama karena kondisi domestik masih diliputi ketegangan dan krisis kepercayaan publik.

Awalnya, Presiden Prabowo dikabarkan membatalkan agenda keberangkatannya ke China. Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, menegaskan bahwa alasan pembatalan adalah situasi dalam negeri yang belum kondusif. Demonstrasi besar-besaran, bentrokan massa dengan aparat, hingga peristiwa tragis meninggalnya seorang pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, membuat Presiden merasa harus lebih dulu menenangkan kondisi di rumah sendiri.

Namun, secara mengejutkan, beberapa hari kemudian Prabowo memutuskan untuk berangkat juga ke Beijing. Menurut penjelasan Istana, keputusan itu diambil karena adanya undangan langsung dari Pemerintah China serta pertimbangan strategis mengenai pentingnya menjaga hubungan diplomasi. Pemerintah menilai ketidakhadiran Presiden justru bisa memunculkan persepsi negatif dan berpengaruh pada kerja sama yang selama ini telah dibangun dengan mitra strategis Asia Timur tersebut.

Di Beijing, Presiden Prabowo menghadiri parade militer dalam rangka memperingati kemenangan Tiongkok pada Perang Dunia II. Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah kepala negara dan pemimpin dunia. Kehadiran Prabowo di panggung internasional ini dianggap penting untuk menunjukkan posisi Indonesia sebagai negara yang aktif dalam forum global, meskipun sedang menghadapi masalah serius di dalam negeri.

Pemerintah menegaskan bahwa kunjungan tersebut tidak semata-mata bersifat seremonial, melainkan juga sarana memperkuat hubungan bilateral, terutama di bidang ekonomi, perdagangan, dan investasi. Indonesia dan China sendiri dalam beberapa tahun terakhir telah menjalin kerja sama besar, termasuk proyek infrastruktur, industri energi, dan sektor digital.

Meski pemerintah menganggap kunjungan itu krusial, banyak pihak di dalam negeri yang menyampaikan kritik. Sejumlah akademisi, politisi, dan tokoh masyarakat menilai langkah Presiden terlalu terburu-buru dan menunjukkan ketidakpekaan terhadap kondisi rakyat. Mantan Wakil Menteri Luar Negeri, Dino Patti Djalal, bahkan menyarankan agar Prabowo cukup mengutus Menteri Luar Negeri sebagai perwakilan, sementara ia sendiri tetap berada di Indonesia untuk memimpin penanganan krisis.

Di sisi lain, sebagian kalangan mendukung keputusan tersebut. Mereka menilai diplomasi internasional sama pentingnya dengan stabilitas nasional. Menurut pandangan ini, Indonesia tidak boleh absen dalam pertemuan strategis karena hal itu bisa memengaruhi reputasi sekaligus kepentingan nasional di panggung global.

Kunjungan Prabowo ke China juga dipandang sebagai kelanjutan dari hubungan baik yang sudah terjalin sebelumnya. Pada Mei lalu, Indonesia menerima kunjungan Perdana Menteri Li Qiang yang menghasilkan sejumlah kesepakatan penting, mulai dari investasi sektor industri hingga kerja sama di bidang kesehatan dan pendidikan. Total nilai kerja sama yang diteken mencapai miliaran dolar AS, menunjukkan bahwa China masih menjadi mitra dagang sekaligus investor terbesar bagi Indonesia.

Prabowo sendiri, sejak awal pemerintahannya, kerap menekankan pentingnya hubungan bilateral dengan China, sembari menjaga keseimbangan diplomasi dengan Amerika Serikat dan negara-negara Barat. Ia ingin menempatkan Indonesia sebagai negara non-blok yang bebas aktif, tanpa berpihak pada salah satu kutub geopolitik.

Di balik semua dinamika ini, keputusan Prabowo menyingkap dilema besar yang dihadapi seorang pemimpin: bagaimana menyeimbangkan kepentingan global dengan kebutuhan rakyat di dalam negeri. Publik Indonesia masih menunggu langkah nyata Presiden dalam menyelesaikan berbagai krisis sosial dan politik, termasuk tuntutan agar aparat keamanan lebih humanis serta penguatan perlindungan bagi warga sipil.

Kehadiran di luar negeri memang mempertegas posisi Indonesia di mata dunia, namun rakyat di dalam negeri tetap berharap kehadiran pemimpin di tengah mereka pada saat-saat genting.

Kunjungan Presiden Prabowo ke China di tengah memanasnya situasi domestik menjadi catatan penting dalam perjalanan politik Indonesia. Bagi sebagian orang, keputusan itu adalah langkah strategis untuk menjaga hubungan internasional. Namun, bagi yang lain, tindakan tersebut mencerminkan kurangnya sensitivitas terhadap penderitaan rakyat.

Kini, tantangan terbesar bagi Prabowo adalah menunjukkan bahwa dirinya mampu menyeimbangkan dua ranah: diplomasi global yang penting untuk masa depan bangsa, dan kepemimpinan domestik yang diharapkan hadir langsung dalam mengatasi krisis. Bagaimanapun juga, sejarah akan mencatat apakah langkah ini menjadi titik penguatan atau justru melemahkan kepercayaan publik terhadap pemerintahannya.

Leave a reply