Austin | Berita Adikara — Gelaran Formula 1 Grand Prix Amerika Serikat 2025 di Circuit of the Americas (COTA), Austin, menghadirkan tontonan spektakuler dengan dominasi mutlak dari Max Verstappen. Pembalap asal Belanda itu kembali menunjukkan kelasnya sebagai juara dunia bertahan dengan meraih kemenangan meyakinkan, sekaligus memperketat persaingan gelar musim ini.
Balapan yang berlangsung di bawah cuaca cerah khas Texas itu menjadi ajang pembuktian bagi Verstappen setelah beberapa seri terakhir didominasi oleh duet McLaren, Oscar Piastri dan Lando Norris. Di hadapan puluhan ribu penonton yang memadati tribun, Verstappen menguasai lintasan sejak awal hingga akhir lomba tanpa banyak perlawanan berarti dari rival-rivalnya.
Start dari posisi terdepan (pole position), Verstappen langsung melesat dan mempertahankan posisinya dengan strategi pit-stop yang efisien. Meskipun sempat mendapat tekanan dari Lando Norris di pertengahan lomba, pembalap Red Bull itu tak sekalipun kehilangan kendali atas jalannya balapan.
Di garis finis, Verstappen unggul dengan selisih waktu lebih dari lima detik atas Norris yang finis di posisi kedua. Charles Leclerc dari Ferrari melengkapi podium setelah tampil stabil dan menahan tekanan dari Lewis Hamilton di posisi keempat.
“Balapan hari ini berjalan sesuai rencana. Mobil terasa luar biasa stabil, dan strategi tim bekerja sempurna,” ujar Verstappen seusai lomba. “Kami tahu kemenangan ini penting untuk menjaga peluang dalam perebutan gelar, jadi saya benar-benar puas dengan hasilnya.”
Kemenangan ini menjadi yang ketujuh bagi Verstappen musim ini, sekaligus membawanya mendekati perolehan poin pemimpin klasemen, Oscar Piastri.
Sementara Verstappen bersinar, McLaren justru mengalami akhir pekan yang bergejolak. Setelah insiden antara Piastri dan Norris dalam sesi sprint race sehari sebelumnya — di mana kedua mobil McLaren terlibat kontak di tikungan pertama dan gagal finis — tim asal Woking itu berusaha bangkit di balapan utama.
Namun, hasilnya belum maksimal. Norris memang berhasil finis kedua, tetapi Piastri, sang pemimpin klasemen sementara, hanya mampu menempati posisi kelima. Kesalahan kecil saat masuk pit lane membuatnya kehilangan momentum dan gagal menyalip Hamilton di lap-lap terakhir.
Kegagalan meraih podium di Austin menjadi pukulan bagi McLaren, yang selama beberapa seri terakhir tampak dominan. Dengan hasil ini, jarak poin antara Piastri dan Verstappen kini menyusut menjadi hanya 40 poin, sebuah selisih yang masih bisa berubah drastis dalam lima seri tersisa musim ini.
Manajer tim McLaren, Andrea Stella, mengakui kesalahan tersebut. “Kami punya kecepatan yang bagus, tapi kehilangan efisiensi dalam strategi. Piastri masih memimpin klasemen, namun kami harus berhati-hati karena Red Bull kembali kompetitif,” ujarnya.
Balapan di Austin kali ini tidak hanya soal kecepatan, tetapi juga kecerdasan dalam mengelola ban dan strategi pit. Cuaca panas membuat degradasi ban menjadi faktor kunci. Tim-tim besar seperti Ferrari dan Mercedes memilih strategi dua kali pit stop, sementara Red Bull hanya sekali berhenti di pit, sebuah langkah berani yang akhirnya terbukti efektif.
Hamilton, yang finis di posisi keempat, mengaku frustrasi karena Mercedes kesulitan mempertahankan grip ban di lintasan yang bergelombang. “Kami punya kecepatan, tapi mobil terlalu cepat kehilangan traksi. Austin selalu jadi tantangan tersendiri,” katanya.
Di sisi lain, Charles Leclerc tampil cukup impresif dengan mengamankan podium ketiganya musim ini. Pembalap asal Monako itu mengaku puas dengan kemajuan Ferrari meski masih kalah cepat dibanding Red Bull dan McLaren.
Selain aksi di lintasan, Grand Prix Amerika Serikat tahun ini juga menandai kelanjutan kontrak COTA sebagai tuan rumah hingga 2034. Sirkuit sepanjang 5,5 kilometer ini tetap menjadi salah satu venue favorit pembalap karena kombinasi tikungan cepat dan zona DRS yang panjang, yang selalu menghadirkan balapan menarik.
Atmosfer di Austin juga luar biasa meriah. Ribuan penggemar F1 dari berbagai negara memadati tribun dan area paddock. Acara musik, festival kuliner, serta parade pembalap turut menambah semarak ajang ini. F1 tampaknya semakin kokoh menancapkan pengaruhnya di pasar Amerika Serikat, dengan kehadiran tiga seri berbeda — Austin, Miami, dan Las Vegas.
Dengan kemenangan di Austin, Verstappen kini mengumpulkan 306 poin, mendekati Piastri yang memimpin dengan 346 poin. Lando Norris di posisi keduaa dengan 332 poin, disusul oleh George Russell (252 poin) dan Charles Leclerc (192 Poin)
Sisa lima seri musim ini — termasuk di Meksiko, Brasil, Qatar, Las Vegas, dan Abu Dhabi — akan menjadi ajang krusial yang menentukan siapa yang akan keluar sebagai juara dunia.
“Musim ini belum selesai. Kami masih punya banyak peluang,” ujar Verstappen optimistis. “Saya hanya ingin tetap fokus dan memberikan yang terbaik untuk setiap balapan berikutnya.”
Balapan F1 GP Austin 2025 menegaskan bahwa Formula 1 masih menjadi panggung drama luar biasa. Dominasi Verstappen membuktikan kehebatan Red Bull dalam adaptasi strategi, sementara McLaren kini menghadapi ujian besar untuk menjaga keunggulan di klasemen.
Dengan jarak poin yang semakin tipis dan lima seri tersisa, para penggemar F1 di seluruh dunia kini menantikan kelanjutan pertarungan epik antara Oscar Piastri dan Max Verstappen — sebuah duel generasi muda melawan sang juara bertahan yang masih haus kemenangan.