Polisi Ungkap Perkembangan Baru Kasus Kematian Diplomat Kemlu RI

Misteri Kematian Diplomat Kemlu di Menteng: Rekam Jejak, Jejak Digital, dan Penyelidikan Tak Biasa
Jakarta, Agustus 2025— Suasana rumah dinas pejabat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, biasanya tenang dan tertata. Namun pada siang hari, 16 Juli 2025 lalu, kediaman bernomor 23 di Jalan Kertasari mendadak menjadi pusat aktivitas petugas kepolisian berseragam lengkap. Garis polisi dipasang, tetangga dibuat penasaran, dan berbagai spekulasi mulai berseliweran. Di balik pagar tinggi rumah tersebut, seorang diplomat bernama Hendra Wijaya (42) ditemukan tak bernyawa di dalam ruang kerjanya. Sejak hari itulah, misteri kematian diplomat yang dikenal tertutup namun cemerlang tersebut mulai menjadi sorotan publik.
Jenazah Hendra ditemukan oleh sopir dinasnya yang merasa janggal karena korban tak kunjung merespons panggilan telepon sejak pagi dan tak hadir dalam rapat penting di Kemlu. Setelah mendapat izin dari atasan, sang sopir memutuskan mengecek langsung ke rumah. Saat pintu rumah akhirnya dibuka menggunakan kunci cadangan, tubuh Hendra ditemukan membujur di kursi kerjanya, masih mengenakan pakaian rapi. Tidak ada tanda luka terbuka, tidak ada kerusakan di sekitar lokasi, namun kondisinya sudah membiru.
Pihak Polsek Menteng bersama tim Inafis segera turun melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Jenazah dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk diautopsi. “Tidak ditemukan bekas kekerasan mencolok,” terang salah satu penyidik. Meski begitu, polisi memutuskan mengirim sampel darah serta organ dalam korban ke Puslabfor untuk pemeriksaan toksikologi yang lebih lengkap.
Hendra Wijaya bukan diplomat biasa. Ia adalah pejabat madya di Biro Perlindungan WNI dan Badan Hukum Kemlu RI. Lima bulan sebelum kematiannya, ia memimpin tim kecil yang bertugas memfasilitasi pemulangan WNI dari daerah perang di Suriah dan Irak. Dalam beberapa pekan terakhir, ia disebut tengah menyusun laporan perjalanan serta mempersiapkan paparan terkait penanganan WNI di wilayah konflik Timur Tengah.
Latar belakang tugas terakhir inilah yang membuat publik bertanya-tanya: apakah kematiannya berkaitan dengan tekanan pekerjaan atau karena ada pihak yang merasa dirugikan? Ditambah lagi, penyidik telah mengamankan laptop dinas dan ponsel pribadi korban untuk dianalisis secara digital forensik. Polisi menyebut terdapat sejumlah percakapan yang relevan sehingga perlu klarifikasi lebih lanjut.
Pekan ini, tim penyidik memeriksa dua saksi baru dari lingkungan Kemlu. Keduanya disebut sebagai rekan dekat korban yang terakhir kali berkomunikasi via pesan singkat. Salah satunya mengaku Hendra sempat mengeluhkan kelelahan dan tekanan pekerjaan sesaat sebelum meninggal. Namun demikian, penyidik belum menyimpulkan motif apa pun, dan menepis spekulasi publik yang menyebut kematian itu sebagai bentuk pembunuhan terselubung.
“Saat ini penyidik masih mengedepankan asas praduga tak bersalah dan menunggu hasil laboratorium. Semua kemungkinan terbuka,” jelas Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Ade Ary Syam Indradi.
Kementerian Luar Negeri melalui Juru Bicara Lalu Muhammad Iqbal menyatakan turut berduka dan memberikan pendampingan penuh kepada keluarga korban. Ia menolak berspekulasi lebih jauh, namun menegaskan Kemlu siap membantu sepenuhnya proses penyidikan kepolisian.
Keluarga korban sendiri disebut masih menunggu kepastian penyebab kematian. Istri dan kedua anak korban kini tinggal di luar Jakarta dan berharap kasus ini dapat terang benderang dalam waktu dekat.
Dengan belum keluarnya hasil toksikologi hingga pertengahan Agustus 2025, penyidikan masih berputar pada tiga kemungkinan utama: kematian alami, bunuh diri, atau unsur pidana. Sejumlah barang bukti elektronik masih didalami. Jejak digital menjadi sangat penting mengingat pekerjaan sang diplomat yang melibatkan banyak pihak serta isu sensitif di medan diplomasi.
“Penyidik bekerja hati-hati, sebab ini menyangkut pejabat negara dan wilayah tugas yang strategis,” tegas Ade Ary.
Kasus Hendra Wijaya menjadi pengingat bahwa tugas diplomat tidak selalu berjalan mulus di jalur karpet merah. Di balik perannya dalam menjaga kepentingan nasional, tekanan, rahasia, dan risiko tampaknya menyertai sampai ke ranah paling pribadi. Publik kini menunggu jawaban: apakah kematian Hendra semata takdir, ataukah ada babak lain di balik layar yang baru akan terungkap?
Polda Metro Jaya berjanji akan mempublikasikan hasil penyelidikan begitu seluruh data laboratorium diterima — kemungkinan dalam dua hingga tiga pekan ke depan.