Nadiem Makarim Penuhi Panggilan KPK Terkait Dugaan Korupsi Pengadaan Google Cloud

0
5

Jakarta, 7 Agustus 2025 – Suasana di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pagi itu sedikit berbeda. Puluhan kamera mengarah ke satu sosok yang sudah tak asing lagi dalam dunia pendidikan Indonesia. Dengan langkah tenang dan senyum tersungging, Nadiem Anwar Makarim, mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), hadir memenuhi panggilan KPK sebagai saksi dalam penyelidikan dugaan korupsi proyek pengadaan layanan Google Cloud.

Di tengah cuaca mendung yang menyelimuti Jakarta, kehadiran Nadiem langsung menarik perhatian publik. Ia mengenakan kemeja krem dan celana panjang hitam, didampingi oleh pengacara kondang Hotman Paris Hutapea. Meski dicecar pertanyaan oleh para jurnalis, Nadiem hanya menjawab singkat, “Sehat,” sambil tetap tersenyum dan melipat tangannya di dada.

Tindakan Nadiem hari itu, yang memilih hadir langsung ke markas lembaga antirasuah, mempertegas bahwa dirinya siap untuk memberikan klarifikasi. Namun, sorotan publik tidak bisa dihindari. Ini bukan sekadar pemeriksaan biasa—ini adalah awal dari penyelidikan besar atas proyek digital berskala nasional yang dulu pernah ia banggakan.

Proyek pengadaan layanan Google Cloud muncul sebagai bagian dari upaya digitalisasi pendidikan nasional, terutama pada masa pandemi COVID-19. Melalui sistem penyimpanan berbasis cloud, data pembelajaran siswa dari seluruh Indonesia dikonsolidasikan dan diakses melalui satu sistem terintegrasi. Langkah ini sempat dipuji sebagai terobosan modernisasi pendidikan.

Namun, apa yang dulunya dipandang sebagai gebrakan teknologi kini berubah menjadi sorotan. KPK mencium adanya dugaan penyelewengan anggaran dalam pengadaan sistem cloud tersebut. Beberapa sumber menyebut nilai proyek ini mencapai ratusan miliar rupiah, dan tidak menutup kemungkinan terjadi mark-up harga atau permainan dalam proses tender dan kerja sama dengan pihak penyedia layanan.

Kehadiran Nadiem bukan merupakan titik awal penyelidikan. Sebelumnya, KPK telah memeriksa beberapa nama penting terkait proyek ini, termasuk mantan staf khususnya, Fiona Handayani, serta eks pimpinan Gojek dan GoTo, yakni Andre Soelistyo dan Melissa Siska Juminto. Pemeriksaan terhadap tokoh-tokoh ini mengindikasikan bahwa KPK tengah membongkar jejaring kompleks yang menghubungkan sektor pemerintahan, swasta, dan dunia teknologi.

Pemeriksaan Nadiem menandai langkah signifikan dalam penyelidikan. Menurut Wakil Ketua KPK, Fitroh Rohcahyanto, proses ini masih berada di tahap penyelidikan dan belum masuk ke tahap penetapan tersangka. Namun ia tidak menampik bahwa perkara ini berpotensi naik ke penyidikan apabila ditemukan bukti kuat mengenai penyalahgunaan wewenang atau korupsi.

Publik sempat menduga bahwa pemeriksaan ini terkait dengan kasus korupsi pengadaan Chromebook yang kini sedang ditangani oleh Kejaksaan Agung (Kejagung). Namun, KPK menegaskan bahwa kasus Google Cloud ini berdiri sendiri.

Dalam perkara Chromebook, Kejagung sudah menetapkan empat tersangka, yang terdiri dari pejabat di Kemendikbudristek serta pihak swasta. Kasus tersebut juga menyeret nama mantan staf khusus dan konsultan teknologi yang sebelumnya dekat dengan lingkungan kementerian.

Meskipun berbeda, kedua kasus ini memiliki benang merah: keduanya melibatkan proyek digital besar yang dijalankan dalam periode yang hampir bersamaan, dengan tujuan utama mendigitalisasi sektor pendidikan nasional secara masif.

Selama menjabat sebagai menteri, Nadiem Makarim dikenal dengan gaya kepemimpinan modern dan cenderung tenang. Ia jarang tampil kontroversial, tetapi keputusan-keputusannya kerap menimbulkan perdebatan—mulai dari penghapusan UN hingga program Merdeka Belajar. Kini, setelah tak lagi menjabat, gaya diamnya kembali terlihat. Ia hadir tanpa banyak kata, tetapi dengan pengacara kelas atas di sampingnya, sebagai sinyal bahwa ia siap menghadapi proses hukum serius.

Belum ada pernyataan resmi dari pihak Nadiem atau pengacaranya tentang tuduhan atau materi pemeriksaan. Namun, banyak pihak menduga bahwa posisi Nadiem dalam proyek ini sangat strategis dan kemungkinan besar ia mengetahui seluk-beluk pengadaan layanan Google Cloud tersebut.

KPK saat ini masih mengumpulkan bukti dan keterangan dari para saksi. Belum ada penetapan tersangka, dan KPK menyatakan tetap menjunjung asas praduga tak bersalah. Namun, bila dalam waktu dekat status penyelidikan naik ke tahap penyidikan, kemungkinan besar publik akan melihat penetapan tersangka dari kalangan pejabat atau mantan pejabat.

Analis hukum menilai bahwa keterlibatan Nadiem sebagai pihak yang turut bertanggung jawab dalam pengambilan kebijakan digitalisasi pendidikan dapat menjadi faktor penentu dalam kelanjutan kasus ini.

Apa yang awalnya dimulai sebagai proyek ambisius untuk memajukan pendidikan kini berada di bawah bayang-bayang penyelidikan hukum. Pemeriksaan Nadiem oleh KPK membuka babak baru dalam sorotan publik terhadap proyek-proyek digital di sektor pendidikan.

Di satu sisi, pemeriksaan ini menunjukkan bahwa tidak ada kebijakan yang kebal terhadap evaluasi hukum. Di sisi lain, ini bisa menjadi momen refleksi bagi pemerintah dan masyarakat: bahwa kemajuan teknologi di dunia pendidikan harus dibarengi dengan akuntabilitas, transparansi, dan integritas yang tinggi.

Leave a reply