Pemprov Jatim Raih Penghargaan BRIN 2025 atas Keberhasilan Menyelesaikan Permasalahan Daerah

0
38
https://beritaadikara.com/pemprov-jatim-raih-penghargaan-brin-2025-atas-keberhasilan-menyelesaikan-permasalahan-daerah/

Jakarta | Adikara — Pemerintah Provinsi Jawa Timur kembali menorehkan prestasi gemilang di tingkat nasional. Pada ajang “Apresiasi BRIDA/BAPPERIDA Optimal 2025” yang diselenggarakan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Pemprov Jatim berhasil meraih penghargaan untuk kategori optimalisasi potensi dan penyelesaian permasalahan daerah. Penghargaan bergengsi ini diserahkan langsung oleh Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, kepada Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, dalam acara yang berlangsung di Gedung B.J. Habibie, Jakarta.

Penganugerahan tersebut menjadi bukti konkret bahwa Jawa Timur telah menjadikan riset dan inovasi sebagai fondasi utama dalam tata kelola pemerintahan dan pembangunan daerah. BRIN menilai Pemprov Jatim berhasil menerapkan kebijakan berbasis bukti ilmiah (evidence-based policy) yang mampu menjawab berbagai tantangan sosial, ekonomi, dan lingkungan di tingkat daerah.

Dalam sambutannya, Gubernur Khofifah menegaskan bahwa riset kini menjadi ruh dari setiap kebijakan di Jawa Timur. “Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap kebijakan yang diambil oleh pemerintah daerah harus berlandaskan data dan hasil penelitian ilmiah. Tidak ada lagi kebijakan yang dibuat berdasarkan asumsi,” ujar Khofifah.

Menurutnya, dinamika pembangunan daerah saat ini menuntut kecepatan, ketepatan, dan kolaborasi lintas sektor. Oleh karena itu, Pemprov Jatim mengembangkan Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) sebagai motor penggerak inovasi di lingkungan pemerintahan. Lembaga ini bekerja sama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah (BAPPERIDA) serta melibatkan berbagai perguruan tinggi, lembaga penelitian, hingga dunia industri.

Kolaborasi tersebut memungkinkan pemerintah daerah untuk memperoleh quick research dan quick response terhadap berbagai isu yang muncul — mulai dari masalah kemiskinan, pengangguran, hingga transformasi digital sektor publik.

BRIN memberikan penghargaan kepada Pemprov Jatim berdasarkan dua indikator utama, yakni pemanfaatan kajian ilmiah dalam kebijakan publik serta kemampuan daerah dalam mengoptimalkan potensi dan menyelesaikan masalah lokal. Dari 39 pemerintah daerah yang masuk dalam nominasi, Jawa Timur dinilai memiliki performa terbaik karena mampu menerapkan pendekatan riset yang terintegrasi dalam hampir semua sektor pembangunan.

Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, dalam sambutannya mengapresiasi langkah progresif Pemprov Jatim. “Kami menilai bahwa apa yang dilakukan Jawa Timur adalah contoh ideal dari pemerintahan berbasis pengetahuan. Riset bukan lagi pelengkap, tetapi telah menjadi tulang punggung kebijakan publik,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa penghargaan BRIDA/BAPPERIDA Optimal 2025 bukan sekadar seremoni, tetapi merupakan bentuk dorongan bagi seluruh daerah agar menjadikan ilmu pengetahuan dan inovasi sebagai sarana nyata dalam mencapai kesejahteraan masyarakat.

Prestasi ini bukan hanya kebanggaan administratif, melainkan juga mencerminkan dampak nyata di lapangan. Sejumlah program inovatif yang dijalankan Pemprov Jatim berhasil memberikan hasil positif, seperti pengembangan program ketahanan pangan berbasis riset pertanian, digitalisasi layanan publik, dan inisiatif energi terbarukan di daerah terpencil.

Selain itu, melalui kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi di Surabaya, Malang, dan Jember, Pemprov Jatim mampu menghasilkan riset terapan untuk meningkatkan kualitas pendidikan vokasi dan industri kreatif. Hal ini sejalan dengan kebijakan teaching industry yang diterapkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), di mana dunia pendidikan, industri, dan dunia kerja (Dudika) terhubung secara langsung untuk memperkuat daya saing tenaga kerja.

Meskipun penghargaan ini menunjukkan capaian luar biasa, Khofifah menegaskan bahwa tantangan ke depan tidak kalah besar. Ia menyoroti pentingnya memperluas budaya riset hingga ke tingkat kabupaten dan kota agar seluruh wilayah Jawa Timur bisa bergerak dengan visi yang sama. “BRIDA dan BAPPERIDA di tingkat daerah harus menjadi motor perubahan. Kita ingin riset tidak berhenti di meja laporan, tetapi benar-benar menjadi solusi yang dirasakan masyarakat,” ujarnya.

Pemerintah juga tengah menyiapkan langkah konkret untuk memperkuat kapasitas sumber daya manusia di bidang penelitian daerah, termasuk pelatihan bagi aparatur sipil negara agar mampu melakukan analisis berbasis data dan menerjemahkan hasil riset menjadi kebijakan praktis.

Di sisi lain, BRIN berkomitmen untuk terus memperluas dukungan bagi daerah yang telah menunjukkan kinerja riset unggul, termasuk Jawa Timur. Dengan ekosistem riset yang semakin kuat, diharapkan pembangunan di tingkat lokal akan lebih berkelanjutan dan adaptif terhadap perubahan zaman.

Pencapaian Pemprov Jawa Timur dalam ajang penghargaan BRIDA/BAPPERIDA Optimal 2025 menjadi cerminan transformasi nyata dalam cara pemerintah daerah mengelola pembangunan. Pendekatan ilmiah dan inovatif telah terbukti mampu mempercepat penyelesaian masalah daerah, mulai dari kemiskinan hingga digitalisasi layanan publik.

Dengan penghargaan ini, Jawa Timur menegaskan posisinya sebagai provinsi pionir dalam tata kelola berbasis riset di Indonesia. Seperti disampaikan Gubernur Khofifah dalam pidatonya, “Pemerintahan yang kuat bukan hanya tentang kecepatan membuat kebijakan, tetapi tentang kemampuan memastikan setiap kebijakan lahir dari pengetahuan yang benar.”

Langkah Pemprov Jatim ini diharapkan menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk membangun Indonesia dari fondasi yang paling kokoh — pengetahuan dan inovasi.

Leave a reply