Presiden Prabowo Mantapkan Kerja Sama Strategis Indonesia–Rusia di Moskwa

Presiden Prabowo Mantapkan Kerja Sama Strategis Indonesia–Rusia di Moskwa
Moskwa, Rusia | Berita Adikara — Kunjungan kerja Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto ke Moskwa menjadi salah satu agenda diplomatik paling menonjol pada akhir tahun 2025. Lawatan yang berlangsung pada 10 Desember tersebut bukan sekadar pertemuan seremonial, melainkan langkah strategis untuk memperkuat hubungan bilateral dengan Rusia, negara yang memiliki peran signifikan dalam percaturan politik, ekonomi, dan keamanan global.
Presiden Prabowo tiba di Bandara Internasional Vnukovo, Moskwa, sekitar pukul 10.50 waktu setempat. Tiga mobil iring-iringan diplomatik dan pengamanan ketat menyambut kedatangan rombongan Indonesia. Kehadiran Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Andrey Rudenko, sejumlah pejabat protokol, serta perwakilan parlemen Rusia menunjukkan bahwa Moskwa memberi bobot besar terhadap kunjungan tersebut. Suasana penyambutan berlangsung hangat, mencerminkan kedekatan hubungan kedua bangsa yang telah terjalin selama 75 tahun.
Agenda utama kunjungan Prabowo adalah pertemuan bilateral dengan Presiden Vladimir Putin di kompleks Istana Kremlin, pusat kekuasaan politik Rusia. Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam tersebut, kedua pemimpin membahas berbagai isu strategis, mulai dari ekonomi, teknologi energi, pertahanan, hingga potensi investasi di sektor infrastruktur.
Presiden Prabowo, dalam keterangannya, menegaskan bahwa hubungan Indonesia dan Rusia memasuki fase yang sangat positif. Ia menyebutkan bahwa kedua negara memiliki kesamaan pandangan dalam banyak hal, terutama terkait prinsip diplomasi yang menghargai kedaulatan, non-blok, dan keseimbangan geopolitik. Prabowo menyatakan apresiasinya atas sambutan hangat Presiden Putin, sekaligus menekankan pentingnya kerja sama yang lebih komprehensif di masa mendatang.
Putin sendiri menyambut baik kedatangan Prabowo dan memuji peran Indonesia sebagai salah satu pemimpin di kawasan Asia Pasifik. Menurut Putin, Indonesia adalah mitra strategis yang memiliki potensi besar untuk memperluas kerja sama di tingkat global. Ia mengungkapkan keyakinannya bahwa hubungan kedua negara akan semakin kuat melalui pertukaran kunjungan resmi dan kolaborasi konkret pada berbagai sektor.
Salah satu isu paling mencolok yang dibahas dalam pertemuan tersebut adalah evaluasi dan peluang kerja sama di bidang energi, khususnya teknologi pembangkit listrik tenaga nuklir. Pemerintah Indonesia tengah gencar menjajaki opsi diversifikasi energi, termasuk penggunaan energi nuklir sebagai bagian dari strategi jangka panjang.
Rusia, melalui badan tenaga nuklirnya, telah menyatakan komitmen kuat untuk mendukung program energi baru Indonesia. Putin menyebutkan kesiapan Rusia dalam menyediakan teknologi, pelatihan sumber daya manusia, serta kerja sama pembangunan infrastruktur yang diperlukan. Ia menegaskan bahwa Rusia telah memiliki pengalaman panjang di sektor nuklir sipil, dan siap membantu Indonesia mencapai kemandirian energi.
Reaksi Prabowo pun positif. Menurutnya, Indonesia membutuhkan mitra yang dapat dipercaya dan memiliki teknologi canggih untuk mempercepat pembangunan sektor energi strategis. Ia menilai tawaran Rusia merupakan peluang besar yang harus dijajaki lebih jauh dalam kerangka kerja sama jangka panjang.
Salah satu momen penting dalam pertemuan tersebut adalah penyampaian undangan resmi kepada Presiden Putin untuk melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia pada tahun 2026 atau 2027. Prabowo berharap kunjungan Putin akan menjadi tonggak baru dalam kolaborasi antarkedua negara, terutama dalam bidang ekonomi, energi, pendidikan, dan pertahanan.
Putin menanggapi undangan tersebut dengan positif dan menyatakan kesediaannya untuk mengatur waktu yang tepat bagi kunjungan itu. Jika terealisasi, kunjungan Putin nantinya akan menjadi salah satu lawatan bersejarah dalam hubungan diplomasi Indonesia-Rusia.
Para analis dan pengamat hubungan internasional melihat lawatan ini sebagai sinyal kuat bahwa Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto akan menjalankan politik luar negeri yang aktif, terbuka, namun tetap dalam koridor non-blok. Prabowo tampak ingin menegaskan posisi Indonesia sebagai mitra yang netral namun tegas, siap bekerja sama dengan berbagai pihak tanpa terikat pada satu blok kekuatan tertentu.
Kunjungan Prabowo ke Rusia juga dipandang sebagai upaya memperluas cakupan diplomasi Indonesia setelah sebelumnya ia mengunjungi Pakistan. Rangkaian perjalanan tersebut menunjukkan pola diplomasi yang terukur dan berorientasi pada pragmatisme kepentingan nasional, terutama dalam bidang keamanan energi dan stabilitas geopolitik.
Di berbagai sektor, hubungan Indonesia dengan Rusia memang telah berlangsung cukup erat. Rusia menjadi pemasok penting dalam kerja sama militer dan teknologi pertahanan. Sementara di bidang perdagangan, kedua negara masih memiliki peluang besar untuk meningkatkan volume ekspor-impor, terutama di sektor pertanian, komoditas energi, dan teknologi.
Kunjungan ini diharapkan dapat membuka jalan bagi investasi yang lebih besar dari Rusia ke Indonesia, termasuk di sektor infrastruktur strategis seperti pelabuhan, kereta api, hingga teknologi ruang angkasa. Sebaliknya, Indonesia berpeluang memperluas pasar ekspor untuk produk makanan, rempah, serta industri maritim.
Kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Moskwa bukan hanya kunjungan kerja biasa, tetapi langkah penting dalam mempertegas arah diplomasi Indonesia di kancah internasional. Pertemuan dengan Presiden Putin, diskusi mengenai kerja sama energi nuklir, serta undangan resmi untuk kunjungan balasan adalah simbol komitmen kedua negara terhadap hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan.
Indonesia kini memasuki babak baru dalam hubungan internasional yang lebih strategis, dan kunjungan Prabowo ke Rusia menjadi salah satu fondasi penting menuju masa depan diplomasi yang lebih aktif, modern, dan berorientasi pada kepentingan nasional.










