PSSI Resmi Akhiri Kontrak Patrick Kluivert Pasca Indonesia Gagal Ke Piala Dunia

0
65
https://beritaadikara.com/pssi-resmi-akhiri-kontrak-patrick-kluivert-pasca-indonesia-gagal-ke-piala-dunia/

Jakarta | Berita Adikara — Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) akhirnya mengambil langkah tegas dengan memecat pelatih kepala tim nasional Indonesia, Patrick Kluivert, setelah serangkaian hasil mengecewakan di babak keempat kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Keputusan ini menandai berakhirnya masa kerja pelatih asal Belanda tersebut yang baru menukangi skuad Garuda selama kurang lebih sepuluh bulan.

Kabar pemutusan kontrak itu diumumkan secara resmi oleh PSSI melalui konferensi pers di Jakarta pada Kamis (16/10/2025). Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyebutkan bahwa keputusan ini diambil berdasarkan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja tim nasional, serta melalui kesepakatan bersama antara kedua belah pihak atau mutual termination.

“Patrick Kluivert telah memberikan usaha terbaiknya untuk tim nasional Indonesia. Namun, setelah evaluasi yang mendalam, kami sepakat bahwa kerja sama ini perlu diakhiri demi kebaikan kedua belah pihak dan masa depan sepak bola nasional,” ujar Erick Thohir dalam pernyataan resminya.

Pemecatan ini tidak datang tiba-tiba. Kegagalan timnas Indonesia dalam beberapa pertandingan penting menjadi faktor utama di balik keputusan tersebut. Tim Garuda yang sempat menunjukkan performa menjanjikan di awal kepemimpinan Kluivert, justru menurun tajam dalam dua laga krusial terakhir kualifikasi Piala Dunia.

Kekalahan 2-3 dari Arab Saudi dan hasil buruk 0-1 melawan Irak menjadi titik balik yang mempertegas hilangnya peluang Indonesia untuk melangkah ke babak berikutnya. Secara keseluruhan, catatan Kluivert bersama Indonesia mencatat tiga kemenangan, satu hasil imbang, dan empat kekalahan dari delapan laga resmi.

Bagi PSSI, hasil tersebut dianggap tidak memenuhi target besar yang telah dicanangkan, yakni membawa Indonesia setidaknya mencapai tahap akhir kualifikasi dan memperbaiki peringkat FIFA secara signifikan. “Kami tidak bisa menutup mata dari hasil di lapangan. Kami butuh perubahan, dan keputusan ini diambil untuk menjaga semangat dan arah pembangunan sepak bola nasional,” tambah Erick Thohir.

Pemutusan kerja sama ini tidak hanya menimpa Patrick Kluivert seorang. Seluruh tim kepelatihan asal Belanda yang menyertainya juga turut diberhentikan. Mereka di antaranya Alex Pastoor dan Denny Landzaat sebagai asisten pelatih di timnas senior, serta Gerald Vanenburg yang membantu di skuad U-23 dan Frank van Kempen di timnas U-20.

Langkah ini, menurut PSSI, merupakan bagian dari restrukturisasi besar dalam program pembinaan sepak bola nasional. PSSI berencana menata ulang struktur pelatih dan program latihan lintas kelompok usia agar memiliki kesinambungan dari tim junior hingga senior.

“Kami ingin semua lini memiliki kesamaan visi. Evaluasi ini bukan semata karena hasil, tetapi juga karena kami ingin memperkuat sistem pelatihan dan pembinaan agar lebih adaptif terhadap karakter pemain Indonesia,” jelas Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri, dalam kesempatan terpisah.

Keputusan pemecatan Kluivert mendapat beragam reaksi dari publik. Sebagian besar netizen dan pengamat sepak bola menilai langkah PSSI sudah tepat dan bahkan terlambat. Banyak yang menganggap gaya bermain Indonesia di bawah arahan Kluivert kurang tajam dan tidak menunjukkan perkembangan signifikan dibanding era sebelumnya.

Pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) juga menyampaikan dukungan penuh terhadap keputusan federasi. Menurut Sekretaris Menpora, Raden Prasetyo Hadi, evaluasi semacam ini adalah hal yang wajar dalam dunia olahraga profesional. “Ketika target tidak tercapai, tentu harus ada langkah konkret untuk memperbaikinya. Kami berharap PSSI segera bergerak cepat mencari pelatih baru yang bisa melanjutkan program pembinaan tanpa gangguan,” ujarnya.

Beberapa kalangan juga menyerukan agar PSSI mempertimbangkan pelatih lokal atau mantan pelatih sukses seperti Shin Tae-yong untuk kembali menangani timnas. Nama-nama seperti Indra Sjafri dan Luis Milla bahkan kembali mencuat dalam diskusi publik, menggambarkan harapan besar masyarakat agar timnas segera kembali ke jalur kemenangan.

Patrick Kluivert tidak menampik rasa kecewanya atas keputusan PSSI. Dalam pernyataannya, mantan legenda Barcelona itu mengaku menerima keputusan dengan lapang dada. “Saya menghormati keputusan PSSI. Tentu saya sedih karena belum mampu membawa Indonesia lebih jauh, tetapi saya tetap bangga pernah menjadi bagian dari perjalanan sepak bola di negara ini,” ujarnya melalui akun resmi pribadinya.

Ia juga menyampaikan apresiasi terhadap para pemain dan staf yang telah bekerja keras di tengah tekanan besar dari publik dan media. “Tim ini memiliki semangat luar biasa. Saya berharap mereka terus berkembang dan mencapai kesuksesan di masa depan,” tambahnya.

Dengan berakhirnya masa kepelatihan Patrick Kluivert, PSSI kini dihadapkan pada tugas besar mencari pengganti yang tepat. Federasi disebut sedang mempertimbangkan beberapa nama pelatih, baik dari dalam maupun luar negeri, untuk menangani timnas dalam waktu dekat.

Erick Thohir menegaskan bahwa proses seleksi akan dilakukan secara hati-hati. “Kami tidak ingin terburu-buru. Kami mencari pelatih yang bukan hanya punya reputasi internasional, tetapi juga memahami karakter pemain Indonesia,” tegasnya.

Sementara itu, pelatih interim akan segera ditunjuk agar persiapan timnas untuk Piala Asia 2026 dan ajang internasional lainnya tidak terganggu.

Pemecatan Patrick Kluivert menjadi babak baru dalam perjalanan panjang sepak bola Indonesia. Keputusan ini menunjukkan komitmen PSSI untuk tidak berkompromi terhadap hasil dan kinerja. Meski berakhir dengan kekecewaan, masa kepelatihan Kluivert tetap meninggalkan pelajaran berharga tentang pentingnya konsistensi, adaptasi, dan keselarasan visi antara pelatih, pemain, serta federasi.

Kini, seluruh mata pecinta sepak bola nasional tertuju pada langkah selanjutnya PSSI — siapa yang akan memimpin tim Garuda menuju masa depan, dan bagaimana strategi baru akan dibangun untuk mewujudkan mimpi besar Indonesia di pentas dunia.

Leave a reply