Pusat Statistik (BPS) Indonesia telah menjelaskan bahwa seseorang dianggap miskin jika pengeluarannya berada di bawah Garis Kemiskinan

Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti
SURABAYA| BERITA ADIKARA – Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia telah menjelaskan bahwa seseorang dianggap miskin jika pengeluarannya berada di bawah garis kemiskinan. Garis kemiskinan ini adalah batas minimum pengeluaran yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti makan, pakaian, dan tempat tinggal.
Menurut Ateng Hartono, pejabat senior di BPS, angka ini bukan asal-asalan. Garis kemiskinan dihitung berdasarkan standar nasional yang mencerminkan biaya hidup rata-rata di Indonesia. Ini meliputi pengeluaran untuk makanan (seperti nasi, sayur, atau lauk) dan kebutuhan lain (seperti pakaian, tempat tinggal, atau pendidikan).,
“Jadi Rp 20.305 per hari adalah perkiraan paling kecil yang dibutuhkan agar seseorang bisa hidup layak di Indonesia.”
BPS tidak cuma menghitung uang yang dikeluarkan, tapi juga memperhatikan hal lain
Pekerjaan Apa yang mereka kerjakan untuk hidup?
Lokasi dimana mereka tinggal di kota atau desa?
Pengeluaran, Bukan Penghasilan: Bedanya Apa?
Informasi ini membantu pemerintah dan lembaga lain membuat program yang tepat, misalnya pelatihan kerja atau bantuan pendidikan, agar orang miskin bisa hidup lebih baik.
BPS punya cara unik untuk mengukur kemiskinan, yaitu berdasarkan pengeluaran, bukan penghasilan.
Berdasarkan survei pada Maret 2025, garis kemiskinan ditetapkan sebesar Rp 609.160 per orang per bulan, atau sekitar Rp 20.305 per hari. Jadi, kalau pengeluaran seseorang kurang dari Rp 20.305 sehari, mereka masuk kategori miskin.
Kalau seseorang punya penghasilan kecil tapi bisa mengatur uangnya sehingga pengeluarannya lebih dari Rp 20.305 per hari, mereka tidak dianggap miskin.
Sebaliknya, kalau penghasilannya besar tapi pengeluarannya kurang dari Rp 20.305 per hari (mungkin karena banyak menabung), mereka tetap masuk kategori miskin.
Contohnya, seorang pengemis yang dapat uang banyak dalam sehari tapi hanya belanja Rp 30.000 untuk kebutuhannya, dia tidak dianggap miskin menurut BPS. Ini karena pengeluaran lebih mencerminkan apakah kebutuhan dasar seseorang terpenuhi atau tidak.
Berapa Banyak Orang Miskin di Indonesia?
Apakah Warganet setuju dengan statement yang dibuat bps ini??