Sang Peramal Era Dalam Buku Filosofi Kopi , Menginspirasi Refleksi Hidup Di Era Modren

0
20
https://beritaadikara.com/sang-peramal-era…up-di-era-modren/

SURABAYA | BERITA ADIKARA – Buku Filosofi Kopi karya Dewi Lestari (Dee Lestari), yang pertama kali diterbitkan pada 2006, kembali menjadi sorotan sebagai karya sastra yang relevan di tengah dinamika kehidupan modern.

Kumpulan prosa ini, yang meraih penghargaan sebagai karya sastra terbaik 2006 oleh majalah Tempo, mengusung tema perjuangan mengejar passion dan makna filosofis dalam hal-hal sederhana, dengan kopi sebagai metafora utama yang mencerminkan kehidupan.

Hingga kini, buku ini terus menginspirasi pembaca untuk menemukan keindahan dalam ketidaksempurnaan hidup.

Cerita utama, berjudul Filosofi Kopi, mengisahkan dua sahabat, Ben dan Jody, yang mendirikan kedai kopi bernama Filosofi Kopi dengan slogan “Temukan Diri Anda Di Sini”.

Ben, seorang barista berpengalaman yang telah belajar dari berbagai ahli kopi dunia, menciptakan ramuan kopi dengan nilai filosofis yang mendalam.

Kedai mereka menjadi populer, namun tantangan muncul ketika seorang pelanggan menawarkan hadiah 50 juta rupiah untuk secangkir kopi “sempurna” yang mampu membangkitkan rasa kagum. Ben berhasil meramu Ben’s Perfecto, yang dianggap luar biasa, tetapi seorang pecinta kopi bernama El mengkritiknya sebagai

“lumayan enak” dibandingkan Kopi Tiwus dari sebuah warung sederhana di Jawa Tengah.

https://beritaadikara.com/sang-peramal-era…up-di-era-modren/

Perjalanan Ben dan Jody ke warung Kopi Tiwus membawa mereka pada pengalaman mendalam. Mereka menemukan bahwa kesempurnaan kopi tidak hanya terletak pada rasa, tetapi juga pada cerita dan filosofi di baliknya.

Pemilik warung, dengan sederhana namun penuh makna, menyampaikan bahwa “walau tak ada yang sempurna, hidup ini indah begini adanya”. Pengalaman ini mengubah perspektif Ben, yang awalnya terobsesi dengan kesempurnaan, menjadi lebih menerima kepahitan sebagai bagian dari kehidupan, sebagaimana kopi yang nikmat justru karena perpaduan rasa manis dan pahit.

Menurut Dr. Melani Budianta, pakar sastra dari Universitas Indonesia, Filosofi Kopi menawarkan refleksi yang relevan di era modern, di mana banyak individu terjebak dalam pencarian kesempurnaan.

Dengan narasi yang lirik dan penuh makna, Filosofi Kopi tetap menjadi karya abadi yang mengajak pembaca merefleksikan perjuangan, kegagalan, dan kebermaknaan hidup.

Seperti secangkir kopi, buku ini mengingatkan bahwa kehidupan, meski penuh kepahitan, tetap indah jika dilihat dengan perspektif yang tepat.

Leave a reply