Solidaritas Tanpa Batas: Netizen ASEAN Ramai-Ramai Kirim Makanan untuk Ojol Indonesia

0
34
https://beritaadikara.com/solidaritas-tanpa-batas-netizen-asean-ramai-ramai-kirim-makanan-untuk-ojol-indonesia/

Jakarta, 2 September 2025 — Di tengah hiruk pikuk demonstrasi yang berlangsung di berbagai kota besar di Indonesia, sebuah kisah persaudaraan lintas negara mencuri perhatian. Para pengemudi ojek online (ojol), yang selama ini menjadi garda depan mobilitas masyarakat, tiba-tiba menerima kiriman makanan, minuman, hingga perlengkapan medis dari orang-orang yang bahkan tidak pernah mereka kenal secara langsung. Lebih mengejutkan lagi, bantuan itu datang dari luar negeri, terutama dari sesama warga Asia Tenggara.

Fenomena ini berawal dari sebuah unggahan di media sosial X (dulu Twitter) oleh pengguna bernama Yammi atau @sighyam. Dalam postingannya, ia memberikan panduan sederhana bagaimana cara menggunakan aplikasi GrabFood untuk mengirim makanan kepada para driver ojol di Indonesia, meski si pengirim berada di luar negeri. Ia menyarankan agar lokasi diganti ke Jakarta dan menuliskan catatan agar makanan diberikan langsung kepada pengemudi yang sedang bekerja atau beristirahat di sekitar titik demo. Ia bahkan mengingatkan agar pesanan tidak mengandung babi maupun alkohol, supaya bisa dikonsumsi oleh semua pihak yang membutuhkan.

Tak lama setelah unggahan itu menyebar, gerakan solidaritas bermunculan. Dari Malaysia, netizen dengan akun @izwanhs memesan makanan untuk para ojol sembari menuliskan pesan: “Kami warga Malaysia tetap menyokong rakyat Indonesia menentang corrupt.” Ucapan singkat ini menjadi bukti bahwa keprihatinan terhadap kondisi Indonesia dirasakan hingga ke negeri jiran.

Ada pula netizen Malaysia lain yang memesan puluhan porsi nasi uduk jumbo dengan total biaya lebih dari Rp1,6 juta. Dalam pesannya, ia menulis: “Dari lubuk hati saya, semoga ini bisa meringankan beban kalian. Kirim cinta dari Malaysia.” Bagi para ojol yang menerima, pesan itu lebih berarti dari sekadar nasi kotak—ada rasa dihargai, diperhatikan, dan ditemani dalam masa sulit.

Tidak hanya dari Malaysia, solidaritas juga datang dari Filipina. Seorang pengguna X dengan nama @hyaselyse memesan makanan yang kemudian dibagikan kepada pengemudi di Pontianak. Aksi ini bahkan mendapat apresiasi luas karena menunjukkan bahwa persaudaraan ASEAN tidak sekadar jargon politik, melainkan benar-benar hadir dalam wujud nyata.

Gelombang yang sama meluas ke Singapura, Thailand, bahkan hingga Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Eropa. Ada yang mengirim kopi panas, ada pula yang memilih martabak manis, hingga beberapa yang menyertakan peralatan medis sederhana. Semua itu dipesan lewat fitur “traktir driver” di aplikasi layanan pesan antar makanan.

Fenomena ini menjadi viral di platform TikTok dan X, di mana para ojol yang menerima makanan mengunggah video ucapan terima kasih. Beberapa di antara mereka terlihat menitikkan air mata, terharu karena merasa diperhatikan oleh orang-orang yang bahkan tinggal ribuan kilometer jauhnya.

Politisi Indonesia, Anies Baswedan, turut memberikan tanggapan. Lewat cuitannya, ia menulis: “Batas negara boleh memisahkan, tetapi rasa persaudaraan tetap menyatukan.” Kalimat itu kemudian ramai dibagikan ulang, menjadi simbol bahwa bantuan sederhana sekalipun bisa memperkuat ikatan antarbangsa.

Bagi para ojol, bantuan ini bukan hanya soal perut kenyang. Di tengah situasi penuh tekanan, ketika sebagian dari mereka ikut terkena dampak demonstrasi yang memanas, kiriman makanan menjadi bentuk penguatan moral. Pesan-pesan yang tertera di kemasan makanan memberi harapan bahwa mereka tidak sendirian menghadapi masa sulit.

Solidaritas ini juga menjadi pengingat bahwa kemanusiaan tidak mengenal batas teritorial. Dunia bisa saja berbeda bahasa, budaya, bahkan sistem politik, tetapi kepedulian tetap bisa menjembatani perbedaan itu. Aksi netizen ASEAN ini menunjukkan bagaimana teknologi, khususnya aplikasi layanan pesan antar, bisa menjadi alat penyambung rasa kemanusiaan lintas negara.

Gerakan #fromMalaysiatoIndonesia bukan sekadar tren sesaat di media sosial. Ia adalah refleksi nyata bahwa dalam kondisi apapun, selalu ada ruang bagi solidaritas. Dari nasi uduk yang dibagikan di Jakarta, kopi yang dikirim ke Surabaya, hingga ayam geprek pesanan netizen Filipina di Pontianak—semua menjadi tanda bahwa rasa kemanusiaan itu hidup dan bisa diwujudkan dalam bentuk paling sederhana.

Hari ini, dunia melihat bagaimana ojek online Indonesia tidak hanya mendapat dukungan dari warganya sendiri, tetapi juga dari saudara-saudara jauh di seberang lautan. Solidaritas itu bukan sekadar kiriman makanan, melainkan secercah harapan bahwa di tengah krisis, persaudaraan justru tumbuh semakin kuat.

Leave a reply