“Sore: Istri dari Masa Depan” Jadi Harapan Baru Indonesia di Oscar 2026

“Sore: Istri dari Masa Depan” Jadi Harapan Baru Indonesia di Oscar 2026
Jakarta, September 2025 – Dunia perfilman Indonesia kembali mencatat sejarah penting. Film Sore: Istri dari Masa Depan, karya sutradara Yandy Laurens, resmi dipilih sebagai wakil Indonesia dalam ajang Academy Awards atau Oscar 2026 pada kategori Best International Feature Film. Keputusan ini membawa angin segar bagi industri film tanah air, sekaligus membuka peluang lebih luas bagi sineas Indonesia untuk dikenal di panggung dunia.
Film ini awalnya berakar dari serial web berjudul sama yang tayang pada tahun 2017. Serial tersebut berhasil mencuri perhatian publik dengan konsep cerita yang unik: kisah seorang pria bernama Jonathan yang tiba-tiba bertemu dengan wanita misterius dari masa depan, Sore, yang mengaku sebagai istrinya. Dari sinilah konflik, romansa, dan perjalanan lintas waktu dibangun.
Namun, versi layar lebar yang tayang di bioskop pada 10 Juli 2025 menghadirkan dimensi baru. Sutradara Yandy Laurens menegaskan bahwa film ini bukan sekadar adaptasi, melainkan reinterpretasi. Jika serialnya hanya memberikan potongan kisah singkat, maka film ini menyajikan narasi yang lebih kaya dan dalam. Bahkan, lebih dari 60% jalan cerita film ini berbeda dari versi web, sehingga penonton yang sudah mengikuti serialnya tetap dibuat penasaran.
Sejak dirilis, Sore: Istri dari Masa Depan menuai kesuksesan besar. Dalam beberapa minggu penayangan, jumlah penontonnya menembus lebih dari 3 juta orang, menjadikannya salah satu film terlaris sepanjang 2025. Tidak hanya unggul secara komersial, film ini juga dipuji dari segi artistik. Sinematografinya yang memanfaatkan lokasi syuting di Indonesia, Kroasia, dan Finlandia memberikan warna internasional yang jarang terlihat dalam film Indonesia.
Yang menarik, seluruh pengambilan gambar dilakukan tanpa bantuan teknologi green screen atau chroma key. Yandy Laurens ingin menghadirkan pengalaman visual yang otentik, sehingga seluruh pemandangan dan latar benar-benar nyata. Hal ini membuat film terasa lebih hidup dan meyakinkan.
Film ini diperkuat oleh penampilan akting Sheila Dara Aisha sebagai Sore dan Dion Wiyoko sebagai Jonathan. Sheila Dara mendapat banyak pujian karena totalitasnya. Ia bahkan belajar bahasa Kroasia demi memperdalam karakternya, serta menjalani latihan fisik agar lebih sesuai dengan peran sebagai “wanita dari masa depan” yang penuh misteri.
Tak hanya itu, film ini juga melibatkan aktor internasional, Goran Bogdan, yang sebelumnya pernah mendapat nominasi di ajang Oscar untuk film pendek The Man Who Could Not Remain Silent. Kehadirannya menambah kredibilitas sekaligus memperluas jangkauan film ini di mata internasional.
Pemilihan Sore: Istri dari Masa Depan sebagai wakil Indonesia bukan tanpa alasan. Film ini dianggap memenuhi berbagai aspek yang diperlukan untuk bersaing di kancah global: kualitas produksi yang tinggi, cerita universal yang menyentuh, serta keberanian mengeksplorasi genre fantasi romantis yang jarang diangkat oleh sineas lokal.
Isu-isu yang diangkat, seperti cinta, pilihan hidup, dan perjalanan waktu, adalah tema universal yang bisa dipahami oleh siapa saja, terlepas dari latar belakang budaya. Dengan demikian, film ini memiliki daya tarik lintas negara yang cukup kuat.
Meski berhasil dipilih, perjalanan menuju Oscar bukanlah hal yang mudah. Sore: Istri dari Masa Depan akan bersaing dengan puluhan film terbaik dari negara lain yang memiliki tradisi perfilman lebih mapan. Namun, optimisme tetap ada. Dengan rekam jejak positif di dalam negeri, dukungan kuat dari masyarakat, serta kualitas internasional yang sudah teruji, peluang film ini untuk melangkah lebih jauh sangat terbuka.
Terpilihnya Sore: Istri dari Masa Depan menjadi bukti bahwa perfilman Indonesia semakin berani berinovasi. Tidak hanya berkutat pada drama sosial atau kisah sejarah, sineas tanah air kini mulai mengeksplorasi genre yang lebih beragam, bahkan menembus ranah fantasi sains dengan balutan romantika.
Lebih dari itu, film ini juga memperlihatkan bahwa karya anak bangsa bisa menembus batas geografis, diterima oleh penonton global, dan bersaing di ajang penghargaan paling bergengsi di dunia. Jika berhasil masuk nominasi, bahkan meraih penghargaan, hal ini tentu akan menjadi tonggak baru yang membanggakan, sekaligus membuka jalan bagi film Indonesia lainnya.
Sore: Istri dari Masa Depan* tidak hanya sebuah film romantis dengan sentuhan fiksi ilmiah. Lebih dari itu, ia adalah simbol keberanian sineas Indonesia untuk keluar dari zona nyaman dan bersaing secara global. Dengan masuknya film ini sebagai perwakilan resmi Indonesia di Oscar 2026, seluruh mata kini tertuju pada perjalanan berikutnya: mampukah kisah cinta lintas waktu ini membawa nama Indonesia berkibar di panggung internasional?