Tragedi Aktivis Lingkungan NTT: Vian Ruma Ditemukan Meninggal

Tragedi Aktivis Lingkungan NTT: Vian Ruma Ditemukan Meninggal
Nagekeo, Nusa Tenggara Timur – 9 September 2025. Indonesia kembali dikejutkan dengan kabar duka dari dunia aktivisme lingkungan. Vian Ruma, seorang pejuang muda yang dikenal lantang menolak proyek geothermal di Flores, ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan. Tubuhnya ditemukan tergantung dengan leher terikat di sebuah gubuk bambu sederhana di tepi pantai Sikusama, Desa Tonggo, Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo. Tragedi ini tak hanya meninggalkan luka mendalam bagi keluarga dan kerabat, tetapi juga memantik keprihatinan luas di kalangan masyarakat dan aktivis lingkungan di tanah air.
Sekitar pukul 10.40 WITA, warga pesisir Sikusama terkejut melihat sesosok tubuh tergantung di sebuah gubuk kecil dekat pantai. Setelah didekati, mereka kaget mengetahui bahwa sosok tersebut adalah Vian Ruma, aktivis lingkungan yang cukup dikenal di wilayah itu. Kondisi jasadnya mengundang tanda tanya: leher terikat kain, tubuhnya dalam keadaan kaku, seolah ada indikasi bahwa kematian ini bukan sekadar bunuh diri, melainkan bisa terkait dengan tindak kekerasan.
Polisi yang datang ke lokasi langsung melakukan olah TKP dan membawa jasad Vian untuk proses autopsi. Hingga kini, pihak kepolisian belum memberikan keterangan final mengenai penyebab pasti kematian, namun penyelidikan terus digencarkan.
Vian Ruma selama ini dikenal sebagai aktivis yang berani berbicara lantang menolak proyek panas bumi di beberapa wilayah Flores. Ia meyakini bahwa eksploitasi energi geothermal dapat merusak ekosistem, mengganggu sumber air, dan merampas ruang hidup masyarakat adat. Sikap tegasnya membuat ia sering menjadi sorotan, baik dipuji sebagai pembela alam maupun dikritik oleh pihak-pihak yang mendukung investasi energi tersebut.
Di tengah tekanan dan ancaman yang kerap dialaminya, Vian tetap teguh memperjuangkan apa yang diyakininya benar. Kehadirannya dianggap sebagai suara rakyat kecil yang khawatir lingkungan mereka hancur karena kepentingan segelintir pihak.
Kematian Vian Ruma memantik reaksi keras dari banyak pihak. Anggota DPR RI segera menyerukan agar kasus ini diusut tuntas secara transparan. Mereka meminta aparat kepolisian bergerak cepat dan membuka fakta kepada publik, agar tidak menimbulkan spekulasi liar. Komunitas aktivis lingkungan pun mendesak agar Komnas HAM turun tangan, mengingat kematian aktivis kerap dikaitkan dengan ancaman terhadap kebebasan berekspresi.
Selain itu, berbagai organisasi masyarakat sipil di NTT dan luar daerah juga menyampaikan duka cita sekaligus kecaman. Mereka mengingatkan bahwa kasus ini bisa menjadi preseden buruk jika tidak diusut secara serius, sebab dapat menimbulkan ketakutan bagi aktivis lain yang memperjuangkan isu serupa.
Kematian Vian Ruma kembali menyoroti bahaya yang kerap membayangi aktivis lingkungan di Indonesia. Di banyak wilayah, advokasi terhadap kelestarian alam sering berbenturan dengan proyek-proyek besar yang melibatkan modal besar dan kepentingan politik. Aktivis yang vokal dianggap sebagai penghalang, sehingga tak jarang mereka menghadapi ancaman, kriminalisasi, bahkan kekerasan fisik.
Kasus Vian memperlihatkan bahwa perjuangan melawan kerusakan alam bukan hanya soal advokasi, tetapi juga perjuangan mempertaruhkan nyawa. Ia kini menjadi simbol betapa mahalnya harga sebuah keberanian untuk menyuarakan kebenaran.
Masyarakat luas berharap agar penyelidikan kasus ini berjalan secara jujur, adil, dan bebas dari intervensi pihak manapun. Keadilan untuk Vian bukan hanya tentang mengungkap siapa pelaku di balik kematiannya, tetapi juga tentang memastikan bahwa suara aktivis lingkungan tidak lagi dibungkam dengan cara-cara kekerasan.
Sebagian pihak mendesak agar pemerintah memperkuat perlindungan bagi aktivis lingkungan dan masyarakat adat yang berjuang mempertahankan ruang hidupnya. Mereka menekankan, jika negara abai, maka tragedi serupa bisa terulang kembali.
Meski telah tiada, nama Vian Ruma akan tetap dikenang sebagai pahlawan lingkungan dari NTT. Perjuangan dan idealismenya meninggalkan warisan moral bagi generasi muda untuk tidak takut bersuara ketika alam dan masyarakat terancam.
Kepergiannya memang tragis, namun kisah hidupnya akan terus menjadi inspirasi. Dari gubuk kecil di pesisir Nagekeo, sebuah pesan besar menggema: perjuangan demi kelestarian lingkungan tidak boleh berhenti hanya karena satu nyawa telah melayang.
Leave a reply Batalkan balasan
-
“Surabaya ARTSUB 2025” Material Ways
11 Agustus 2025