Tragedi di Kemayoran: Kebakaran Hebat di Kantor Terra Drone Jakarta Tewaskan 22 Orang

0
41
https://beritaadikara.com/tragedi-di-kemayoran-kebakaran-hebat-di-kantor-terra-drone-jakarta-tewaskan-22-orang/

Jakarta | Berita Adikara — Suasana duka menyelimuti ibu kota setelah kebakaran besar melanda gedung perkantoran di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, yang ditempati perusahaan teknologi Terra Drone Indonesia. Peristiwa tragis yang terjadi pada Selasa siang, 9 Desember 2025 tersebut memakan 22 korban jiwa dan melukai puluhan lainnya. Kebakaran ini menjadi salah satu insiden paling mematikan yang melibatkan gedung komersial dalam beberapa tahun terakhir.

Kebakaran dilaporkan terjadi sekitar pukul 12.43 WIB, ketika banyak karyawan masih berada di dalam gedung untuk beristirahat dan makan siang. Api dikabarkan muncul dari lantai dasar bangunan, yang juga difungsikan sebagai area penyimpanan perangkat dan baterai drone. Dugaan awal menyebutkan bahwa kebakaran dipicu oleh ledakan atau kegagalan termal pada baterai lithium, meski pihak kepolisian dan tim laboratorium forensik masih menelusuri penyebab pastinya. Investigasi terus dilakukan untuk memastikan apakah insiden ini memang merupakan kecelakaan murni atau ada unsur kelalaian dalam prosedur keselamatan perusahaan.

Tidak butuh waktu lama bagi api untuk menjalar naik ke lantai yang lebih tinggi. Dalam hitungan menit, asap hitam pekat memenuhi lorong dan tangga darurat. Para pekerja yang berada di lantai atas terperangkap tanpa akses evakuasi yang aman. Asap yang cepat memenuhi ruangan membuat banyak dari mereka panik dan kebingungan mencari jalan selamat. Sejumlah karyawan berusaha naik ke atap gedung dan melambaikan tangan ke arah jalan sambil menunggu pertolongan, sementara petugas pemadam bekerja keras menembus gelombang asap untuk mencapai mereka.

Petugas pemadam kebakaran dari berbagai sektor langsung diterjunkan ke lokasi. Lebih dari 20 unit mobil pemadam, ratusan personel, serta beberapa unit tangga otomatis dikerahkan untuk mengendalikan api dan mengevakuasi korban. Aksi penyelamatan di atap gedung berlangsung dramatis: petugas harus mengangkat korban satu per satu sambil menjaga keseimbangan di tengah kondisi angin yang kuat dan kepulan asap yang membuat pandangan terbatas. Meski upaya tersebut berhasil menyelamatkan belasan orang, banyak korban lain tidak dapat dievakuasi tepat waktu akibat paparan asap beracun yang sangat pekat.

Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Susatyo Purnomo Condro, mengonfirmasi bahwa jumlah korban tewas mencapai 22 orang, terdiri dari 7 pria dan 15 wanita. Mayoritas korban meninggal akibat asfiksia atau keracunan asap, bukan karena luka bakar langsung. Salah seorang korban bahkan diketahui sedang mengandung, menambah kedalaman tragedi yang menimpa keluarga para korban. Proses identifikasi korban dilakukan menggunakan data primer seperti sidik jari dan catatan medis, mengingat sebagian korban ditemukan dalam kondisi yang sulit dikenali.

Setelah api berhasil dipadamkan sekitar tiga jam pasca kejadian, tim gabungan melanjutkan pencarian di seluruh sudut bangunan untuk memastikan tidak ada korban yang tertinggal. Jenazah kemudian dibawa ke beberapa rumah sakit di Jakarta untuk proses identifikasi dan penanganan lebih lanjut. Sementara itu, keluarga korban tampak memadati rumah sakit dan posko darurat untuk mencari informasi mengenai kerabat mereka yang belum diketahui nasibnya.

Tragedi ini tidak hanya mengundang simpati, tetapi juga membuka diskusi besar tentang standar keselamatan gedung di Jakarta, terutama untuk bangunan yang menampung peralatan berisiko tinggi seperti baterai lithium. Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyatakan perlunya pemeriksaan berkala terhadap sistem keamanan gedung dan memastikan bahwa seluruh bangunan komersial memenuhi standar keselamatan yang memadai. Presiden Prabowo Subianto pun menegaskan pentingnya penegakan regulasi keamanan berlapis untuk mencegah kejadian serupa di kemudian hari.

Pihak kepolisian telah memeriksa sedikitnya 10 saksi, termasuk pemilik perusahaan Terra Drone Indonesia, untuk menelusuri kemungkinan adanya unsur kelalaian, pelanggaran instalasi perangkat, atau penyimpanan baterai yang tidak sesuai standar keamanan. Hasil investigasi awal diharapkan dapat memberikan kejelasan bagi publik sekaligus menjadi bahan evaluasi besar bagi industri teknologi di Indonesia.

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengumumkan bahwa pemerintah provinsi akan menanggung seluruh biaya penanganan korban, mulai dari perawatan korban luka, pemulasaraan jenazah, hingga biaya pemakaman. Pemerintah DKI juga berjanji akan memperketat pengawasan terhadap perizinan gedung serta memastikan kesiapan jalur evakuasi di seluruh perkantoran.

Kebakaran kantor Terra Drone ini menjadi pengingat keras bahwa keselamatan bangunan adalah hal yang tak boleh diabaikan, terutama di kota besar seperti Jakarta yang dihuni banyak gedung tinggi dengan risiko kebakaran tinggi. Kini, perhatian publik dan pemerintah tertuju pada hasil penyelidikan lengkap yang akan menentukan langkah-langkah preventif selanjutnya, demi memastikan tragedi serupa tidak terulang di masa mendatang.

Leave a reply